"Mereka semua anti komunis? Memangnya seberapa berbahayanya PKI?" ucap Norma.
"Kamu tanyakan pada suamimu. Dia kan jurnalis," kata Jilly.
"Ceki!" teriak Medina. "Kalian ngobrol politik  saja."
Menjelang tengah malam hujan turun. Peduduk bersorak karena mereka bisa menyimpan air. Â Widy, Jilly, Medina dan Norma keluar membawa gentong air yang kosong.
" Yang dari air hujan  bisa untuk cebok sehabis buang air besar. Kalau yang digendong yang air  bersih dari Tanjung Priuk itu  untuk mandi. Kita harus tenggang rasa dan berterima kasih pada penduduk, " kata Widy.
"Pandai kau Tapi air hujan kalau kita saring dengan kain hingga bisa dipakai buat minum," kata Jilly. "Bersih Kok!"
"Jernih, buat mandi juga bisa. Kita siapin untuk para laki-laki itu!" Â ujar Widy. Â "Kita tunjukkan bahwa perempuan serba bisa!"
Pulau Panggang, 23 Maret 1957
"Widy, Jilly, Â Norma memang jagoanya tempat seperti ini," ucap Syafri ketika keluar kamar mandi. Â "Air dijatah pas. Semalam hujan dia mengajak ketiga kawanannya menampung air untuk mandi kita."
"Kita malah ketiduran. Hebatnya, para perempuan itu tidak mengeluh!" timpal Azrul. "Mereka malah masih tidur."
"Kata Widy, mereka main ceki semalaman. Tadi Widy, Norma dan Medina, salat subuh, yang penting itu!"