"Ha..ha..ha..lenso atau dansa Belanda?"
"Dua-duanya, seru di lantai dan tempat tidur," jawab Widy ceplas-ceplos. "Kadang-kadang jaipong, lembut!"
"Nah, kayak apa itu gaya  jaipong. Kalau menari aku pernah dengar,  tetapi kalau di tempat tidur  kan berbeda, bagi ilmu dong!  Kalau soal tariannya,  Aku hanya tahu tari Tor Tor!  Aku belajar menari itu waktu Sekolah Rakyat, " kata Norma.
Tetapi Widy melirik Medina. "He, ada yang belum menikah?"
"Jelaskan saja, tidak pengaruh pada aku!" timpal Medina. "Malah jadi pengetahuan buat aku?"
Mereka bercakap-cakap benar akrab. Â Widy membagi ilmunya. Â Norma bersorak. Jilly hanya tertawa lebar.
"Wah, harusnya aku nodong Si karel menikah," timpal Jilly. "Keburu dia pergi ke Manado."
"Mudah-mudahan nggak jadi apa-apa di Minahasa," kata Norma. "Ngeri juga, kalau sebangsa saling berperang!"
"David masih punya kakak di sana," kata Jilly lagi. "Militer juga pula. Â Dia anak buahnya Runturambi."
"Aku ceki!" teriak Norma, otomatis mengalihkan percakapan.
"Runturambi, siapa dia?" tanya Widy. "Aku hanya tahu Kawilarang dan kemudian Sumual, dikasih tahu Bapak-Bapak dari Manado kenalan kami waktu nonton balet di Lyceum."