Namun karena mereka kembar walau  tidak identik, tingginya sama hal biasa.
Para guru heboh bukan main. Â Tetapi mereka memutuskan untuk menerima mereka sekolah sesuai keinginan mereka.
Ibu Rivai nyaris pingsan melihat rupa Ananda bak pinang dibelah dua dengan Rivai, ketika divideocall. Memperkenalkan diri sebagai cucunya.
Adinda dan Ananda berada di kelas yang terpisah dan masing-masing punya teman-teman baru.Â
Ananda mengambil kelas IPS dan Ibu Surtikanti menemukan  bahwa Sang Kakak mewarisi bakat Sundari  di bidang jurnalistik.Â
Sebaiknya Adinda menunjukan kecemerlangannya pada mata pelajaran biologi dan pelajaran sejarah. Dua bidang yang disukai Rivai dulu.
Tapi ia segera mendapat info, ayah Rivai ahli biologi. Begitu juga Ibu Sundari.
Ananda mewarisi semua karakter Sundari yang ceria, mudah bergaul, sementara Adinda lebih pendiam.
Mereka diberi uang saku dan ongkos. Tentu saja orangtua Sundari dengan sepenuh hati memberi saku. Bahkan siang itu juga giliran orangtua Rivai dan saudaranya di Bandung membantu.
Baru seminggu bersekolah kecerdasan Ananda dan Adinda melesat di atas rata-rata anak SMA sekolah itu. Seolah mereka tahu materi yang akan diajarkan sekalipun. Mereka mengusai Bahasa Inggris dengan baik, serta mampu bermain tiktok.
Ananda punya teman cewek bernama Lila Permata, siswi kelas satu. Kegemarannya naik gunung, pergi ke museum cocok dengan hobi Ananda. Â