Mohon tunggu...
irvan sjafari
irvan sjafari Mohon Tunggu... Jurnalis - penjelajah

Saat ini bekerja di beberapa majalah dan pernah bekerja di sejumlah media sejak 1994. Berminat pada sejarah lokal, lingkungan hidup, film dan kebudayaan populer.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Pemberontakan Ibnu Hadjar, Terkait Ideologi atau Dipicu Solidaritas Sosial?

23 November 2023   10:19 Diperbarui: 23 November 2023   11:16 290
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebetulnya ada satuan bekas ALRI Divisi IV dikirim ke Jabar membantu menumpas DI, ada yang dikirim ke Kalimantan Timur, Tenggara dan Barat.

Selain itu sebanyak   40-50 orang perwira dikirim ke Yogyakarta untuk kursus khusus, tetapi karena ditutup mereka ke Surabaya. Hanya satu orang menyelesaikan pelajaran. Mereka kembali ke Kalimantan dan tidak mau didemobilisasikan masuk hutan menetang tentara Republik.

Ibnu Hadjar

Yang menentang ini termasuk Ibnu Hajar nama asli Haderi, kelahiran Kandangan April 1920, sejak kecil sudah jadi jagoan dan suka berkelahi. Awal pemberontakan hanya 60 orang triwulan pertama 1950, mereka berdiam diri saja dan tidak menyerang.

Baru pada pertengahan 1950 ketika sudah menjadi dua ratus mereka melakukan serangan pertama terhadap Republik.

Organisasi geriliyanya bernama Kesatuan Rakyat yang tertindas (KRyT).  Sejumlah polisi, tentara menyeberang ke Ibnu Hajar membawa senjata.

Pada November 1950 Gubernur Kalimantan Dr Murjani menyatakan situasi di Kalimantan Selatan sangat buruk pada bulan Juli dan memburuk sejak bulan Agustus. Namun, situasi berkembang dengan baik karena tindakan drastis yang diambil oleh pemerintah bekerja sama dengan tentara.

"Akar penyebab kesulitan ini adalah ketidakpuasan masyarakat. kelompok eks gerilya tertentu dengan cara pasukan tersebut dimasukkan ke dalam APRI', kataMurdjani saat diwawancarai koresponden khusus Aneta, 24 November 1950.

Dalam wawancara itu Murjani mengatakan pada mulanya peristiwa terkonsentrasi di wilayah sekitar Hulusungai berupa perampokan, pembunuhan, dan pembakaran yang dilakukan dengan slogan; 'anti-kapitalisme', 'anti-imperialisme' dan puluhan 'anti-isme' lainnya.

Melalui tindakan yang gencar, geng-geng tersebut terpecah-pecah dan didorong ke Selatan dan Tenggara. Meskipun beberapa pejabat administratif telah pindah ke tempat yang lebih aman, namun pemerintahan tetap utuh di seluruh wilayah.

Menurut Van Dijk (1993) kekecewaan makin menjadi, karena pemerintahan sipil Gubernur Dr Murjani memindahkan penjabat dan menggantikannya dengan Orang Jawa yang bisa dipercaya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun