Mohon tunggu...
irvan sjafari
irvan sjafari Mohon Tunggu... Jurnalis - penjelajah

Saat ini bekerja di beberapa majalah dan pernah bekerja di sejumlah media sejak 1994. Berminat pada sejarah lokal, lingkungan hidup, film dan kebudayaan populer.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Petualangan Manuk Dadali (11, Siren Berani Lawan Kumpeni)

6 Mei 2022   21:41 Diperbarui: 6 Mei 2022   21:43 275
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi-Foto: Irvan Sjafari

Mereka kemudian buang air besar di sebuah lubang dan melihat puluhan mahluk kecil ikut keluar bersama kotoran dilapisi darah yang hitam.  Frank dan Suria bertambah ngeri dan takut.  

Bantuan tidak akan datang, karena Raymond sudah tahu apa yang terjadi pada mereka dan mayat Buyskes terpaksa dikeramasi setelah mahluk kecil itu keluar dari mayat.

Suria menemukan sebuah buku yang sengaja ditinggalkan seorang awak Nusantara tentang seorang pengkihanat Republik waktu di Bumi yang bekerja sama dengan Belanda.  Sengaja ditinggalkan awak Nusantara.  

Kini dia dan Frank merasa tubuhnya gatal-gatal sangat hampir di sekujur tubuh mereka.  Makin lama gatal semakin menjadi-jadi.

Mereka bergulingan di atas pasir untuk berapa lama, sampai mereka akhirnya merasa mengantuk.  Frank sempat melihat belasan ekor mahluk berukuran 1 mili itu keluar dari telinganya dengan santai.  

Dia menoleh ke Suria, bahkan mahluk kecil itu keluar dari hidung rekannya sambil membawa secuil daging  dibungkus darah lalu mengunyahnya.   

Frank  masih melihat di langit  tiga buah rudal meluncur di atas langit ke arah posisinya untuk mengakhiri penderitaan mereka sekaligus membunuh mahluk yang berada dalam tubuh mereka.

Pulau kecil itu hancur dengan tiga kali tembakan. Raymond menatap dari layar virtual dengan sedih. Begitu juga Vermeulen dia pertama kalinya menangis.

"Operasi ini terakhir untuk tuan Van de Bosch. Saya tidak mau lagi berurusan lagi dengan penghuni planet ini!" teriak Vermeulen dengan penuh amarah.

Irvan Sjafari

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun