Pada saat matahari terbit, kapal mendarat di dermaga Kota Mahamaeru.
"Perisai itu bisa menahan ledakan sampai seberapa besar?" tanya Kapten Bismo.
"Ledakan nuklir pun nggak masalah. Langsung ya! Tentunya seberapa lama durasi api yang membungkusnya? Oksigen yang membalutnya seperti gelembung hanya sekitar tiga puluh menit untuk satu orang. Yang dilindungi mati bukan karena api, tetapi kehabisan oksigen dan dehidarsi. Kecuali bisa sambil berlari sampai sejauh durasi ledakan, tetapi masih risiko terpapar radiasi bila perisai dimatikan. Dimatikan hanya bisa dari dalam. Kalau dia bisa lolos dari areal ledakan, setidaknya lemas kalau kurang dari tiga puluh menit dan lebih dari dua puluh menit. Kalau pada kapal kami 2 x 24 jam pun tidak masalah dan Manuk Dadali masih bisa lari jauh," Jawab Raya.
"Kalian tinggalkan denah alat-alat itu buat kami," kata Kapten Bismo kagum.
"Siap Dan," ucap Raya.
"Dari mana para perompak itu tahu kita menuju Mahameru. Apa ada pengkihanat?"
"Saya berpikir sama Dan. Kita kan tadi diantar sejumlah anggota Dewan Nusantara, serta beberapa pejabat lain. Kemungkinannya banyak."
"Mereka mengincar anak itu?"
"Kemungkinan."
Irvan Sjafari
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H