Kapal itu punya cadik ganda di masing sisi-sisinya yang dapat dilipat dan digunakan jika ada badai untuk menstabilkan kapal. Cadik itu punya baling-baling yang membuat kapal bisa terangkat beberapa meter di atas laut hingga mampu menerobos ombak.
                                                               ****
"Siapa nama Wali Kota Mahameru itu?" tanya Raya pada Kapten Bismo.
"Alvin Ma, yang banyak membangun kota itu dengan inovasinya. Dia membangun saluran air di antara kota, bangunan bersusun seperti gunung. Dia punya hobi unik terbang dengan paralayang ringan untuk terbang pada ketinggian hingga seratusan meter, namun bukan untuk jelajah jauh. Â Mahameru punya landasan untuk paralayang di ketinggan."
Kapal melaju menuju arah Timur sebentar lagi akan memutari Pulau Pelopor menuju selatan. Raya dan Cynthia ada di geladak.
"Besok pagi kita sampai, kalian istirahat dulu? Di mana Bagus?"
"Salat Asar bersama Purbaendah, Zia, Kanaya dan Farid," jawab Raya.
"Iya ada musala di bawah," ujar Kapten Bismo.
Sepuluh menit kemudian Zia dan Farid muncul di geladak. Anak itu bermain drone kontrol tentunya diajar oleh Zia. Dia begitu gembira melihat gambar yang diambil dari ketinggian bahkan lima ratus meter di depan kapal. Sementara Bagus dan Purbaendah bergabung di tempat Kapten.
"Berguna juga sebetulnya alat itu. Kami bisa pinjam untuk mengetahui apa yang di depan?" ucap Bismo. "Berapa jaraknya?"
"Lima kilometer. Kalau yang di Titanium tiga puluh kilometer untuk pengamat. Tidak bisa lebih dari itu, karena tidak akan bisa ditarik kembali," jawab Bagus.