"Hebat kalian. Mainan anak-anak saja bisa lima kilometer," puji Bismo.
"Kan disesuaikan dengan kontur planet. Di sini kan ada kapal selam Pari itu, lalu kapal layar yang hebat dan Kota Terapung, dan bukan tidak mungkin ada kota bawah laut," ungkap Bagus.
Kota bawah laut ? Tidak mungkin kedalaman laut di luar pulau lima hingga lima belas kilometer dengan spesies yang masih banyak belum kami ketahui. Perairan antar Pulau Pelopor dan Pulau Cendani saja lima ratus meter kedalamannya. Yang paling dangkal memang di sekitar Kota Mahameru itu sekitar lima puluh meter karena di atas bukit yang teredam.
Tapi memang ada hamparan rata yang dalamnya sekira sepuluh meter dalamnya dengan luas sekitar sejuta hektare di Gugus Tujuh Belas Pulau lokasi peristirahatan favorit wisatawan Nusantara untuk snorkling. Airnya bening dan tembus pandang.
Bahkan ada belasan bukit kecil yang berada dalam hamparan itu, dengan kedalaman satu meter, anak-anak pun bisa berdiri di sana dan luas bukit kecil itu sekitar satu hingga tiga hektare. Biasanya untuk beristirahat para penyelam.
Ikan-ikan dan tumbuhan laut yang di bawah dari Bumi dibudi dayakan di situ, tentunya bukan ikan hiu.
Kami menciptaan ekosistem Bumi di sana. Repotnya harus dipagari dengan kawat logam di sekelilingnya agar spesies dari planet ini tidak ke sana. Sekalipun Yu Sanca tidak akan ke sana," timpal Cynthia.
"Nah, pakar kelautan sudah menjelaskan," kata Raya. "Kalau ekspedisi selesai kita mampir ke sana."
"Jadi nenek moyang kita memang pelaut ya?" ucap Purbaendah.
"Iya, orang gunung juga," kata Raya.
Nenek moyangku seorang pelaut/gemar mengarung luas samudera/menerjang ombak tiada takut/menempuh badai sudah biasa...