"Vincent Pao tidak melanjutkan penyelidikan?"
Hasrul menggeleng. "Dia juga hilang, dua hari setelah memberi laporan. Juga awak yang tersisa. Kami belum bisa menyimpulkan itu kriminal hingga saat ini."
"Aku bertemu Greg, sehari sebelum berangkat. Dia menitipkan suatu kotak besar untuk aku. Sayang kotak itu hilang ketika kami diserang. Aku belum lihat apa isinya. Mas Greg, hanya bilang harta yang tidak ternilai di semesta ini."
"Kalian makan siang dulu, ada hidangan masakan laut di sini dengan rica-rica dan air kelapa," kata Hasrul. "Akomodasi kalian sudah disediakan di Wisma Pitung di dekat pantai. Beristirahatlah."
Rombongan dijamu di ruangan lain aneka hidangan laut baik hasil bumi maupun mahluk laut di Quantum XX. Mak Eti mengamati hidangan satu demi satu.
"Kalau yang bakar, mah Emak bisa, " katanya. "Nanti Mak minta resepnya sama juru masak," ucap dia pada Bagus.
"Apa agenda kita di planet ini? Agak lama? Bisa jalan-jalan," ujar Purbaendah dengan genit pada Bagus.
"Entahlah Neng, kita solider mencari tahu soal tunangannya Kak Raya," jawab Bagus. "Jangan lupa, kita cari bahan energi."
"Enak makanan lautnya," sela Atep. "Sayang nggak ada sepak bola di sini."
"Futsal ada di dalam ruangan. Voli ada dalam ruangan. Bulutangkis ada. Boling ada. Olahraga outdoor di sini layar dan para sailling tetapi harus terlatih karena angin dan ombak kencang. Kalian orang gunung," sela Raya.
"Bagaimana kita ke Kota Mahameru?" tanya Bagus.