Aku tidak bingung lagi. "Mau mampir ke Palasari?"
"Ayoo!" kata Charles. "Aku tadi lewat sana, kios buku murahnya  ada dan buka, tapi nggak ada orang!"
Kami memang melihat kios buku palasari buka dengan buku-bukunya, terdapat beberapa mahasiswa dan mahasiswi yang melihat buku. Mereka  memakai kaos  Unpad dan ITB. Mereka melihat ke arah kami dengan penuh ketakutan. Sementara dua orang yang menunggu kios duduk dengan santai. Seorang di antarnya membuka layar ponselnya dan memotret kami.
"Alhamdulillah ada!" ujar seorang di antara mereka.
Aku dan Sundari mengetahui maksudnya. Â Kami mendekati yang memotret seorang mahasiwi.
"Kuliah di Unpad?" tanya Sundari.
"Iya, Fakultas Kedokteran, namaku Nurul. Ini teman-teman aku? Kemarin malam kami dalam perjalanan di  Punclut...naik motor berombongan!"
"Hujan lebat?"
"Iya! Tiba-tiba hujan lebat. Licin, kami melihat ada mobil yang dikejar mobil lain. Jahat banget dipepet dan mobil itu tergelincir. Kami ingin menolong, tetapi ada segerombolan  mahluk  menakutkan bisa terbang menyerupai kelelawar menyergap orang-orang yang memepet mobil itu?"
Aku dan Sundari berpandangan. "Lalu kalian?"
"Melarikan motor sejauh mungkin, ada satu mahluk mengejar kami. Sampai ada cahaya besar mengambil kami berenam dan tahu-tahu ada di tempat kos kami di Jatinangor," jawab seorang laki-laki bernama Roby.