"Code Dress" Â jersey Persib Bandung. Â Kapten Samuel hanya geleng kepala. Purbasari jadi canggung. Tetapi aku menenangkannya.Â
"Sok, atuh, masuk dalam gedung. Â Jamuan sudah disiapkan!" suara Purbaendah terdengar dari dalam ketika kami di gerbang halaman.
Kami berlahan memasuki halaman dengan hati-hati. Â Ada yang berbinar-binar di dekat pintu. Â Kamuflase sudah dibuka, tampak Jumhana tersenyum dia mengenakan baju celana dengan nuansa emas dan topi kepalanya garuda di kepalanya. Â Tangan kanannya ada sarung dengan senjata dari mulut garuda. Â Entah apa yang ditembakan. Bagus dan timnya selalu punya kejutan.
Ketika masuk ke sebuah ruangan, kejutan sudah ada. Selain Bagus, Purbaendah, Atep Firman dan Zia berseragam Persib ada Rianto Nurdiansyah dan Windy Purnamasari juga berseragam Persib. Bukankah dia fans Barca?
"Kalian ngapain di sini, mau meliput? " Samuel terbelalak.Â
"Diajak oleh Bagus, katanya ada liputan khusus buat kami," kata Rianto.
"Naik pesawat Guru Minda?"
Rianto dan Windy mengangguk. "Ada pilot lain juga, selain Zia,"
"Saha Bagus? Lagi di mana dia? Juga Raya?"
"Mempersiapkan sesuatu. Nanti kalian tahu."
Di  meja sudah tersedia hidangan mi Kocok dan bajigur.  Di sana ada layar televisi yang sudah tua tetapi bisa dihidupkan lagi dan ada pertandingan Persib melawan satu kesebelasan lokal entah dengan siapa. Siaran rekaman itu sudah disiapkan.