"Karena bukan itu tujuannya geulis!. Kalau dia mau jadi ratu, Indrajaya mah, sudah ditendang, juga kakaknya Purbararang. Sebelum Bagus datang, dia sudah punya sekutu Raya yang jauuuh lebih jago dari Nyi Ronde."
Samuel tergelak. "Geli, Indrajaya mengira mereka paling jago, di atas langit ada langit."
"Bagus dan Purbaendah juga tahu di atas langit ada langit dan mereka mencari tahu soal itu dan belajar di langit. Sejak aku bertempur dengan dia saat di dusun, dia sudah menyadari di atas langit ada langit."
"Sudah diskusi kepanjangan, kita ke Kabandungan," kata Kapten Samuel.
Purbasari berkeras ikut. Kami menggunakan empat jip terbang.
                                 ****
Tentunya kami ke Gedung Sate dulu. Di sana orang Kabandungan dan orang Pasir Batang yang ditempatkan di sana ramai membicarakan  beberapa mahluk enak berkeliaran di tengah Kota Bandung  malam hari.Â
"Ada Maung raksasa dan Lutung sebesar manusia," kata seorang warga Kabandungan, Ayip melapor.
"Di mana mereka sekarang, sebelum ke Gedung Indonesia Menggugat?" tanya Kapten Samuel.
"Di mana saja. Mungkin juga di sekitar kita sambil tertawa-tawa melihat kita karena mereka pakai kamuflase," jawab teteh Ira yang sedih kehilangan lagi cucunya.
Seorang pedagang makanan lari terbirit-birit dari arah belakang gedung. "Ada  jurik. Habis makan hilang!"