Mohon tunggu...
irvan sjafari
irvan sjafari Mohon Tunggu... Jurnalis - penjelajah

Saat ini bekerja di beberapa majalah dan pernah bekerja di sejumlah media sejak 1994. Berminat pada sejarah lokal, lingkungan hidup, film dan kebudayaan populer.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Guru Minda (2)

13 September 2020   20:34 Diperbarui: 13 September 2020   20:41 122
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Guru Minda 17 melesat meninggalkan hanggar Titanium. Mahluk hijau itu memberi petunjuk di kepalaku, seperti telepati bagaimana menjalankan pesawat ini.Aku sebetulnya hanya berapa kali mengendarai Guru Minda, seperti namaku.  Tetapi itu bersama kawan-kawan ayahku dan sekali dengan Kang Mamo hanya berkeliling Titanium.

Sebetulnya aku takut menjelajah intersellar (antar bintang). Tetapi hasratku kuat sekali. Lagipula ada autopilot yang menjalankan pesawat sesuai rute yang diminta dan itu sudah sudah aku kopi.  Ada pujaan hatiku dan ada yang senasib denganku.

Guru Minda 17 melesat memasuki lubang cacing dengan kecepatan tinggi. Rasanya kepalaku seperti ditekan Tetapi bulu-bulu di badanku membuat tekadku kuat. 

Dari kaca aku melihat planet yang disebut Bumi begitu biru. Aku melihat titik tujuan yang ada di peta virtual. Sekitar titik tempat teteh Mayang dan kawan-kawannya mendarat.

"Aku akan menemukan pujaannku dan menghilangkan bulu-bulu ini di sana. Barangkali orang-orang anak teteh bisa menghilangkannya!!" teriakku.

Lalu Guru Minda 17 memasuki atmosfer Bumi. Tiba-tiba aku menyadari menaruh titik pendaratan di gunung yang berbeda dengan gunung tempat teteh Mayang mendarat. Terlambat pesawat sudah menabrak gunung. Aku mengendalikannya, hingga benturan tidak terlalu keras hanya menabrak sejumlah pohon lalu mendarat di tempat yang agak datar.

Aku tidak pingsan seperti yang dialami teteh Mayang. Pemeriksa alat pesawat hanya menunjukan kerusakan tak lebih dari 3 persen dan masih bisa digunakan untuk perjalanan pulang.

Irvan Sjafari

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun