Akhirnya Pangdam VI Siliwangi selaku Pelpera Jawa Barat dalam surat keputusan per 10 Oktober, mengabulkan tuntutan mahasiswa melarang terbit Warta Bandung. Gubernur Mashudi meminta bahan pokok jangan ditimbun (7).
Beberapa hari kemudian giliran Somal (Sekretariat Bersama Mahasiswa Lokal Independen (Somal) CSB, GMS, Imaba, HMB dan PMII atas nama 11 ribu yang bergabung menuntut PKI dibubarkan bersama ormas-ormasnya,  Dewan Mahasiswa  ITB juga meminta PKI dan ormas-ormasnya seperti Pemuda Rakjat, SOBSI, Gerwani dibubarkan(8).
Sebagai catatan PKI cukup berakar di Bandung, karena mereka memperoleh suara yang signifikan di kota ini pada Pemilu 1955. Â Sebagai kota yang populasi mahasiswanya terbesar di Indonesia, Bandung mempunyai potensi konflik ideologis yang paling besar dan juga akan saya bahas dalam tulisan mendatang.
Pembersihan Birokrasi dan Pembubaran Cabang PKI di Jabar
Setelah tanggal 10, arah serangan dari anti PKI mulai tertuju pada pejabat-pejabat yang diduga tersangkut PKI. Wali Kota Cirebon Prabowo dikutuk rayatnya karena mendukug Dewan Revolusi. Menurut harian Berita Yudha Prabowo pengikut G 30 S (9).Â
Saya melakukan penelusuran, nama lengkapnya sebetulnya Raden Slamet Ahmad Prabowo, memang merupakan kader PKI, dia kelahiran Purworejo pada 21 Januari 1924. Gubernur Mashudi dan didukung Menteri Dalam Negeri Mayjen Sumarno akhirnya pada 21 Oktober memberhentikan untuk sementara Prabowo dan Bupati Cirebon Harun ZA. Â Sukardi kemudian diangkat jedi wali kota dan Ketua DPRD GR Cirebon Sukotjo jadi Bupati. (10).
Pada pertengahan Oktober 1965, Gubernur Jawa Barat Brigjen Mashudi selaku Komandan Hansip VII Jabar menginstruksikan agar Hansip di seluruh Jabar segera dibersihkan dari G 30 S serta membantu secara aktif dalam satuan ABRI setempat dalam operasi menumpas G 30 S.
Sejumlah ranting PKI dan ormas-ormasnya di daerah DT II Tasikmlaya dan Sumedang telah dibubarkan oleh anggota-anggotanya sendiri sekaligus pula menyatakan diri keluar dari keanggotaan PKI dan ormas-ormasnya.
Di daerah DT II Tasikmalaya yang telah dibubarkan oleh anggotanya sendiri  yaitu PKI Ranting Desa Puspahyang, Kecamatan Selawu. Pernyataan pembubaran ditandatangani oleh Ketua Ranting  setempat M Kasim.Â
"Putusan dalam pernyataan  bukan atas tekanan-tekanan  melainkan atas kemauan sendiri, karena PKI dan ormas-ormasnya  telah mendalangi petualangan G 30 S," kata Karim.  Hal ini memang mengesankan, bahwa PKI di lapisan bawah Jabar tidak tahu menahu apa yang terjadi di atas dan mungkin juga tidak tahu soal ideologi komunisme, karena memang mereka berada di wilayah yang masyarakat yang memegang teguh nilai Islam.
Seperti kartu domino, Ranting PKI dan Ormas-ormas di daerah Sumedang  juga telah dibubarkan. Ranting-ranting Desa Sukamenak (Darmaredja), Tjongesang, Tjikinding Tjadas Ngampar. Selain membubarkan, mereka juga menyatakan keluar dari PKI dan ormas-ormasnya.