Mohon tunggu...
irvan sjafari
irvan sjafari Mohon Tunggu... Jurnalis - penjelajah

Saat ini bekerja di beberapa majalah dan pernah bekerja di sejumlah media sejak 1994. Berminat pada sejarah lokal, lingkungan hidup, film dan kebudayaan populer.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Novel | Koloni (9-10)

1 Mei 2017   07:52 Diperbarui: 1 Mei 2017   08:58 344
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Koloni oleh Irvan Sjafari

Alif mengikuti Pak Nanang ke sebuah kamar di bagian belakang.  Mereka melewati taman belakang. Belasan kereta bayi dan berapa pengasuh. Alif menitikan air mata, tangisan tertawa dan celoteh bercampur menjadi satu.

“Mereka tadinya seperti bayi itu?”

“Betul anakku, betul anakku. Kami sudah menampung lebih dari tiga puluh bayi sejak yayasan ini berdiri. Ini baru di Bandung, dari Jakarta sudah merengek minta mengirim ada 20-an lagi, bayi-bayi yang dibuang, dari Tangerang, Bogor, baru Jawa Barat anakku sudah ratusan dalam lima tahun,”

“ Apa tempat ini bisa menampung, kalau jumlahnya semakin banyak?”

Pak Nanang tidak menjawab. “Entahlah.”

Alif basah matanya. Pelan-pelan ia memasuki sebuah kamar. “Kok saya jadi cengeng? Anak laki menjadi cengeng?”

“Itu tandanya kau punya hati,”

“Ada orangtua yang ingin punya anak tetapi tidak diberi. Ini dikasih kok dibuang? ”Alif bertanya dengan lugu.

Mereka terus berjalan.

“Seandainya ada satu negeri yang menerima anak-anak seperti ini dan tidak ada orang di negeri itu yang memandang seorang bayi yang dilahirkan patut disesali. Karena itu dosa orangtua mereka dan bukan dosa bayi.”

Nanang Sumarna terdiam. Dia merasa kalimat terakhir Alif terlontar dari hati. “Suatu negeri yang belum pernah ada tapi akan ada.”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun