Terlebih dengan tren sekarang, AI menjadi teman curhat, wah-wah semakin canggih saja ya si AI ini. Masih wajar ketika AI ini mengambil alih berbagai pekerjaan yang seolah tanpa melibatkan perasaan.
Tapi kalau sampai masalah curhat yang notabene masalah perasaan sudah diambil alih oleh AI, bukankah ini menjadi sebuah alarm bersama untuk sebuah eksistensi kita sebagai manusia?
Jangan-jangan bukan hanya pekerjaan saja yang akan diambil oleh AI, bahkan sisi kemanusiaan, kehangatan, kredibilitas kita sebagai teman curhat juga akan semakin lenyap dengan AI yang saat ini semakin tren menjadi teman curhat.
Jangan-jangan tidak akan ada lagi kehangatan antara suami istri hanya karena masing-masing curhat dengan AI.Â
Atau jangan-jangan banyak anak yang akan kehilangan figur orang tua hanya karena mereka sering curhatnya dengan AI.Â
Atau jangan-jangan generasi muda saat ini menjadi generasi antisosial hanya karena mereka menjadikan AI sebagai teman curhat.
Jika memang AI sudah menjadi opsi utama teman curhat, mari kita pertanyakan, jangan-jangan memang banyak dari kita yang sudah kehilangan sisi kemanusiaan kita sebagai seorang yang hangat untuk tempat curhat bagi sesama, sehingga AI menjadi satu-satunya solusi. Miris, ya?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H