Dulu, untuk membuat sebuah rencana pembelajaran, itu harus dengan perjuangan yang besar dengan durasi waktu yang juga sangat panjang.
Kini, AI mampu membuat perencanaan pembelajaran dalam satu tahun hanya dengan hitungan menit saja, sisanya tetap kita yang bereskan.
Dulu, untuk membuat narasi pendahuluan, paragraf pembuka, dan penutup pada buku tata tertib sekolah juga membutuhkan durasi yang lama untuk menyelesaikannya.
Namun kini, dengan AI, waktu sepanjang itu bisa diringkas dalam hitungan menit saja. Paragraf pembuka dan penutup pada tata tertib sekolah dapat tersaji dengan sempurna.
Dulu, saya juga masih mengingat bagaimana saya harus membutuhkan waktu yang lama dengan memilah dan memilih kata-kata untuk membuat kalimat yang sempurna saat harus membuat narasi ketika akan berkirim surel yang ditujukan kepada kementerian pendidikan dalam rangka pertanggungjawaban program yang dibiayai oleh kementerian.
Saat ini, tidak perlu waktu lama dalam berkirim surel, cukup dengan bantuan AI, semua paragraf surat sudah terbentuk dengan sempurna, tinggal menunggu kirim saja, dan selesai.
AI memang menjadi sebuah lompatan besar di bidang teknologi informasi. Bahkan, digadang-gadang akan banyak posisi pekerjaan yang akan hilang seiring dengan semakin canggihnya AI.
Beberapa hari yang lalu, seorang teman membagikan sebuah postingan di salah satu media sosial yang berisikan bagaimana seorang siswa mampu belajar secara mandiri hanya dengan bantuan AI.
Pada postingan itu, siswa hanya cukup memotret soal yang akan dikerjakan, mengunggahnya pada program AI, lalu jawaban akan disediakan oleh AI dengan bentuk tertulis juga dengan suara.
Yang canggih adalah bagaimana AI semakin mirip terlihat sebagaimana manusia yang mampu menuntun siswa secara sistematis dan tepat, layaknya seorang guru profesional.
Walaupun postingan itu dibagikan tanpa caption apapun, tapi seolah postingan itu menyindir sebuah eksistensi saya sebagai seorang guru. Jangan-jangan AI akan bisa saja menggeser peran seorang guru yang mengajar di kelas?