Bayangkan saja betapa menderitanya saya saat harus berjibaku selama sekitar 5 jam dalam perjalanan, lalu tiba di tempat kerja yang membosankan dan membuat hidup terasa lebih berat.
Untungnya, saya memiliki tempat kerja yang menyenangkan. Dengan teman-teman kerja yang baik, sesampainya di kantor, saya merasa itu adalah sebuah keistimewaan.Â
Kantor menjadi tempat yang menyenangkan, sehingga memberi pengaruh positif pada kesehatan tubuh. Dampaknya, tubuh tidak rentan untuk menjadi jompo.
Tetap Semangat!
Mau kerja daring atau luring, atau yang kita kenal sebagai work from home (WFH), sama saja loh, potensi untuk menjadi pekerja jompo tetap ada.Â
Setidaknya itu yang saya rasakan dulu saat WFH ketika Covid-19 melanda tanah air.
Selama kurang lebih 3 tahun, saya terpaksa harus WFH. Dan apakah dengan WFH tubuh justru malah menjadi bugar tanpa jompo? Nyatanya, tidak juga.
WFH berpotensi menjadikan kehidupan kita melambat. Kadang kehidupan kita hanya seputar kasur dan laptop, alias kerja-tidur, tidur-kerja.
Dulu, yang saya rasakan malah membuat saya bosan, pegal, cepat lelah, dan tentu saja tetap masuk angin.Â
Artinya, semua mode kerja baik daring maupun luring memiliki potensi yang sama untuk membuat pekerjanya merasa seperti jompo.
Merasakan "jompo" saat menjadi pekerja juga bukan hal yang salah kok. Justru itu adalah hal yang manusiawi.Â