Mohon tunggu...
Junjung Widagdo
Junjung Widagdo Mohon Tunggu... Guru - Guru SMAN 1 METRO, LAMPUNG

Untuk saat ini menulis

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

PR dari Sekolah untuk Prabowo Gibran

22 Oktober 2024   20:24 Diperbarui: 23 Oktober 2024   12:50 378
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Situasi ini memunculkan berbagai risiko maladministrasi, serta praktik korupsi dalam bentuk penyunatan dana, karena terlalu panjangnya rantai birokrasi dalam distribusi bantuan.

Tanggung jawab tambahan ini juga kerap menjadi sumber tekanan bagi para kepala sekolah, yang bukan ahli konstruksi atau administrasi keuangan. 

Bayangkan, seorang kepala sekolah dengan latar belakang pendidikan harus mengelola anggaran miliaran rupiah untuk proyek pembangunan yang seharusnya ditangani oleh tenaga profesional. 

Akibatnya, fokus utama untuk mendidik siswa menjadi terabaikan, dan ini tentu berdampak langsung pada kualitas pendidikan.

Ke depan, pemerintahan Prabowo-Gibran perlu mempertimbangkan pendekatan yang lebih efisien dalam mengelola proyek infrastruktur pendidikan. 

Salah satu opsi adalah menggandeng Kementerian Pekerjaan Umum untuk menangani seluruh proyek pembangunan sekolah. 

Kolaborasi antar kementerian ini akan memastikan bahwa pembangunan infrastruktur berjalan dengan baik dan sesuai standar, tanpa membebani sekolah dengan tanggung jawab yang di luar kompetensinya. Dengan demikian, guru dan kepala sekolah dapat kembali fokus pada tugas utama mereka, mendidik dan memastikan kegiatan belajar mengajar berjalan dengan efektif.

Pemeringkatan Kelas

Salah satu kebijakan pendidikan yang memicu perdebatan adalah penghapusan pemeringkatan kelas. Kebijakan ini menimbulkan banyak pertanyaan mendasar, mengapa peringkat dianggap buruk dalam pendidikan? 

Dalam berbagai aspek kehidupan, hierarki dan pemeringkatan merupakan bagian yang wajar dan bahkan diperlukan. Dalam agama, ada konsep pemeringkatan iman dan takwa; dalam ekonomi, orang dikelompokkan berdasarkan tingkat kekayaan, dan hal ini diterima sebagai kenyataan yang tidak terhindarkan.

Namun, di ranah pendidikan, justru pemeringkatan dianggap seolah mencederai keadilan dan perkembangan siswa. Penghapusan peringkat kelas seharusnya dikaji ulang. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun