Mohon tunggu...
Bentara Manusia
Bentara Manusia Mohon Tunggu... Freelancer - Tukang Kayu

Lelah, jalani saja, Tuhan tahu waktuNya, kudibawah kendaliNya.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Penari Dini Hari

15 November 2018   14:54 Diperbarui: 15 November 2018   15:27 190
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bahkan tak sanggup menutupi rasa malunya

Ia tertunduk malu

Ketika disadari lelaki di hadapannya adalah aku

Sebatang rokok yang masih sempurna di jari-jemari kanan dipatahkannya

Menangis tersedu-sedu ia bersandar di bahu kiriku

Aku terdiam dan hanya mendengar desahan gadis itu

Kulihat langit-langit gedung tua menyuarakan kesombongannya

Telah menang merebut dia dari pelukanku sejak dahulu

Dia penari yang kumaksud hanya menangis terus menangis

Kubelai telapak tanganku di pundaknya tanpa rasa nafsu

Kukatakan singkat

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun