Mohon tunggu...
Jumari Haryadi Kohar
Jumari Haryadi Kohar Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, trainer, dan motivator

Jumari Haryadi alias J.Haryadi adalah seorang penulis, trainer kepenulisan, dan juga seorang motivator. Pria berdarah Kediri (Jawa Timur) dan Baturaja (Sumatera Selatan) ini memiliki hobi membaca, menulis, fotografi, dan traveling. Suami dari R.Yanty Heryanty ini memilih profesi sebagai penulis karena menulis adalah passion-nya. Bagi J.Haryadi, menulis sudah menyatu dalam jiwanya. Sehari saja tidak menulis akan membuat ia merasa ada sesuatu yang hilang. Oleh sebab itu pria berpostur tinggi 178 Cm ini akan selalu berusaha menulis setiap hari untuk memenuhi nutrisi jiwanya yang haus terhadap ilmu. Dunia menulis sudah dirintis J.Haryadi secara profesional sejak 2007. Ia sudah menulis puluhan judul buku dan ratusan artikel di berbagai media massa nasional. Selain itu, ayah empat anak ini pun sering membantu kliennya menulis buku, baik sebagai editor, co-writer, maupun sebagai ghostwriter. Jika Anda butuh jasa profesionalnya dihidang kepenulisan, bisa menghubunginya melalui HP/WA: 0852-1726-0169 No GoPay: +6285217260169

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Penghuni Sel XX.03

9 April 2020   12:25 Diperbarui: 9 April 2020   12:28 713
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tembakan itu mengarah ke perampok yang sedang berjaga di pintu luar. Kemudian langsung dibalas dengan rentetan tembakan oleh para perampok. Suasana jadi mencekam. Imron segera memburu sumber tembakan sambil menyelinap di antara tiang gedung bank tersebut.

Kembali tembakan terdengat saling sahut-sahutan. Seorang perampok yang sedang mengamankan di pintu keluar tertempak kaki kirinya.

"Aaarh ...Aku kena!" Teriak pria itu sambil mengerang kesakitan.

Darah segar mengalir deras dari paha kirinya. Dia sempat terjatuh sambil membalas tembakan. Lalu dia berdiri lagi dan dengan menyeret kakinya bergeser ke dinding dekat pintu keluar.

Tembak menembak masih terjadi. Tiba-tiba terdengar teriakan dari arah belakang.

"Aaaarh ....aaarh....," terdengar suara mengerang kesakitan.

Ternyata itu suara dari salah seorang satpam bank yang sejak tadi bersembunyi di ruang belakang dan melakukan perlawanan. Tubuhnya bersimbah darah. Bahu kanannya tertembus peluru Imron.

Dengan sadis Imron menyeret pria malang itu dan membawanya ke tengah ruangan, disatukan dengan satpam yang tadi disandera.

"Ini jadinya kalau ada yang berani melawan. Jangan sok jago. Biarkan kami pergi kalau kalian masih sayang dengan nyawa." Ujar Imron dengan nada keras.

Kemudian Imron memberi aba-aba kepada ketiga anak buahnya untuk segera pergi sambil menenteng uang jarahannya. Dua orang temannya ikut membantu membandu jalan anggota mereka yang tertembak menuju keluar.

Keempat gerombolan perampok bank itu lalu masuk ke dalam mobil yang sudah menunggu. Mobil dalam kondisi mesin menyala dan siap berangkat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun