Mohon tunggu...
Jumari Haryadi Kohar
Jumari Haryadi Kohar Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, trainer, dan motivator

Jumari Haryadi alias J.Haryadi adalah seorang penulis, trainer kepenulisan, dan juga seorang motivator. Pria berdarah Kediri (Jawa Timur) dan Baturaja (Sumatera Selatan) ini memiliki hobi membaca, menulis, fotografi, dan traveling. Suami dari R.Yanty Heryanty ini memilih profesi sebagai penulis karena menulis adalah passion-nya. Bagi J.Haryadi, menulis sudah menyatu dalam jiwanya. Sehari saja tidak menulis akan membuat ia merasa ada sesuatu yang hilang. Oleh sebab itu pria berpostur tinggi 178 Cm ini akan selalu berusaha menulis setiap hari untuk memenuhi nutrisi jiwanya yang haus terhadap ilmu. Dunia menulis sudah dirintis J.Haryadi secara profesional sejak 2007. Ia sudah menulis puluhan judul buku dan ratusan artikel di berbagai media massa nasional. Selain itu, ayah empat anak ini pun sering membantu kliennya menulis buku, baik sebagai editor, co-writer, maupun sebagai ghostwriter. Jika Anda butuh jasa profesionalnya dihidang kepenulisan, bisa menghubunginya melalui HP/WA: 0852-1726-0169 No GoPay: +6285217260169

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Penghuni Sel XX.03

9 April 2020   12:25 Diperbarui: 9 April 2020   12:28 713
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Salah seorang petugas memeriksa urat nadi tangan Imron. Dia juga memeriksa leher dan matanya. Sementara semua sipir tetap mengamati dari luar sel yang ukurannya 2 x 3 meter tersebut.

"Masih ada napasnya. Dia masih hidup. Ayo kita bawa ke rumah sakit," ujar petugas medis tersebut.

Komandan jaga pun menelepon kepala lapas untuk melaporkan kejadiannya. Dia minta izin untuk membawa Imron ke Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung dengan bantuan pengawalan petugas.

Malam itu suasana Lapas Sukamiskin, menjadi heboh. Imron yang biasanya sehat dan dikenal jago berkelahi terpaksa harus ditandu ke ambulance  untuk dibawa ke rumah sakit.

Lapas Sukamiskin, Pukul 23.05 WIB.

Beberapa petugas medis dan keamanan bergegas masuk ke dalam mobil ambulance. Sementara cuaca malam itu tampak kurang bersahabat. Tetesan air hujan  mulai membasahi bumi.

Dengan tangan diborgol dan diinpus, Imron terbaring lemah di dalam ambulance. Seorang petugas medis dan petugas keamanan menemaninya.

Dengan bunyi sirine meraung-raung, ambulance segera bergerak keluar Lapas Sukamiskin. Suaranya memecah kesunyian Kota Bandung yang saat itu diterpa hujan deras. Beberapa warganya tengah tertidur lelap terbuai dinginnya udara malam.

Tanpa sepengetahuan petugas, diam-diam Imron sedang merencanakan sesuatu. Ternyata pria beristri dua yang sedang menjalani hukuman 15 tahun penjara tersebut tidak pingsan, tapi dia pura-pura sakit.

Hmm, ini saat yang tepat buatku kabur, gumam Imron dalam hati. Matanya terbuka sedikit untuk mengintip situasi di sekitarnya. Sementara jemari tangannya sedang mengotak-atik lubang kunci borgol yang  membelenggu kedua tangannya.

Sebuah tusuk gigi yang sejak tadi terselip di resleting celananya coba diraihnya. Usahanya tidak mudah mengingat kedua tangannya masih diborgol.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun