Mohon tunggu...
Jumari Haryadi Kohar
Jumari Haryadi Kohar Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, trainer, dan motivator

Jumari Haryadi alias J.Haryadi adalah seorang penulis, trainer kepenulisan, dan juga seorang motivator. Pria berdarah Kediri (Jawa Timur) dan Baturaja (Sumatera Selatan) ini memiliki hobi membaca, menulis, fotografi, dan traveling. Suami dari R.Yanty Heryanty ini memilih profesi sebagai penulis karena menulis adalah passion-nya. Bagi J.Haryadi, menulis sudah menyatu dalam jiwanya. Sehari saja tidak menulis akan membuat ia merasa ada sesuatu yang hilang. Oleh sebab itu pria berpostur tinggi 178 Cm ini akan selalu berusaha menulis setiap hari untuk memenuhi nutrisi jiwanya yang haus terhadap ilmu. Dunia menulis sudah dirintis J.Haryadi secara profesional sejak 2007. Ia sudah menulis puluhan judul buku dan ratusan artikel di berbagai media massa nasional. Selain itu, ayah empat anak ini pun sering membantu kliennya menulis buku, baik sebagai editor, co-writer, maupun sebagai ghostwriter. Jika Anda butuh jasa profesionalnya dihidang kepenulisan, bisa menghubunginya melalui HP/WA: 0852-1726-0169 No GoPay: +6285217260169

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Kamar 13.09

6 April 2020   15:19 Diperbarui: 6 April 2020   15:25 926
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Oh, silakan Mbak. Kursinya kosong kok," jawabku mempersilakannya duduk.

Tak lama kemudian ada telepon balik dari istriku. Aku segera mengangkatnya. Lantas kamipun terlibat percakapan singkat. Aku mengabarkan bahwa aku sudah sampai di jakarta dan sedang berada di lobi hotel. Sementara istriku mengabarkan kalau tadi dirinya sedang berada di kamar mandi sehingga telepon dariku tak diangkat. Dia juga mengabarkan kalau anak-anak di rumah baik-baik saja, aman terkendali.

"Sendirian aja mbak," sapaku pada wanita muda itu.

"Eh, iya Pak. Saya sedang nungguin teman. Kami sudah janjian. Ada suatu urusan yang sedang kami selesaikan," ujarnya dengan mimik wajah sedikit gelisah.

"Semoga urusannya selesai ya Mbak," jawabku singkat.

Pandang wanita muda itu lalu kembali tertuju ke layar handpone-nya, sambil jemari lentiknya mengetik sesuatu. Selang 15 menit kemudian, datang seorang pria tinggi besar dengan rambut agak cepak. Usianya sekitar lima puluhan, berwajah oval, tanpa kumis dan jenggot dengan sorot matanya yang tajam. Dia segera mendekati wanita yang duduk di sampingku.

"Ayo kita check in. Tadi kamarnya sudah ku-booking. Kita bahas urusannya di kamar!" Ujar pria misterius itu dengan nada kurang ramah.

Wanita itu menoleh ke arahku sejenak sambil bangkit dari tempat duduknya. Dia mengangguk sebentar untuk menyatakan "permisi" dan segera berlalu menuju tempat reservasi.

Aku terdiam sejenak. Banyak pertanyaan bergejolak dalam benakku. Namun, itu semua aku tepis. Ah, ini kan bukan urusanku. Ngapain harus repot, pikirku dalam hati.

Setengah jam kemudian aku menuju tempat reservasi hotel dan segera check in. Aku mendapat kamar no. 13.08. Setelah admistrasi beres, aku segera melenggang menuju pintu lift yang terletak di sebelah Selatan.

Kebetulan saat itu cuma aku sendiri yang sedang ingin naik lift. Setelah menekan tombol naik, tak lama pintu terbuka. Lima orang keluar dari dalam lift, tiga wanita muda dan dua pria setengah baya dengan wajah sedingin salju. Tak seorang pun di antara mereka ada yang tersenyum.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun