Mohon tunggu...
Jumari Haryadi Kohar
Jumari Haryadi Kohar Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, trainer, dan motivator

Jumari Haryadi alias J.Haryadi adalah seorang penulis, trainer kepenulisan, dan juga seorang motivator. Pria berdarah Kediri (Jawa Timur) dan Baturaja (Sumatera Selatan) ini memiliki hobi membaca, menulis, fotografi, dan traveling. Suami dari R.Yanty Heryanty ini memilih profesi sebagai penulis karena menulis adalah passion-nya. Bagi J.Haryadi, menulis sudah menyatu dalam jiwanya. Sehari saja tidak menulis akan membuat ia merasa ada sesuatu yang hilang. Oleh sebab itu pria berpostur tinggi 178 Cm ini akan selalu berusaha menulis setiap hari untuk memenuhi nutrisi jiwanya yang haus terhadap ilmu. Dunia menulis sudah dirintis J.Haryadi secara profesional sejak 2007. Ia sudah menulis puluhan judul buku dan ratusan artikel di berbagai media massa nasional. Selain itu, ayah empat anak ini pun sering membantu kliennya menulis buku, baik sebagai editor, co-writer, maupun sebagai ghostwriter. Jika Anda butuh jasa profesionalnya dihidang kepenulisan, bisa menghubunginya melalui HP/WA: 0852-1726-0169 No GoPay: +6285217260169

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Kamar 13.09

6 April 2020   15:19 Diperbarui: 6 April 2020   15:25 926
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hampir saja aku terlambat pesawat gara-gara terjebak macet di jalan. Masih ada waktu sekitar 20 menit ketika taksi online yang mengantarku tiba di Bandara Husein Sastranegara Bandung. Terpaksa setengah berlari aku menuju pintu masuk bandara sambil membawa boarding pass tiket untuk masuk ke dalam pesawat yang berisi informasi seperti nama penumpang, tujuan, nomor pesawat, boarding gate, bandara kedatangan hingga nomor tiket. 

Usai pemeriksaan petugas, aku segera check in di counter sebuah maskapai penerbangan yang akan mengantarkanku  ke Jakarta. Untung barang bawaanku cuma sebuah tas gendong sehingga semuanya berjalan cepat dan lancar.

Selama di dalam pesawat kuhabiskan waktu dengan membaca majalah. Ada beberapa tulisan yang menarik perhatianku. Namun, aku hanya terhenti di halaman 13 yang membahas destinasi wisata di Raja Ampat, Papua. Aku ingin sekali ke sana, tetapi sampai saat ini belum belum kesampaian. May be next time, I'll be there, pikirku dalam hati.

Tiga puluh menit kemudian terdengar suara merdu seorang pramugari dari pengeras suara yang terpasang di sepanjang tempat duduk penumpang. Ia menginformasikan bahwa penerbangan tersebut segera berakhir karena sudah mendekati Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Cengkareng, Tangerang, Banten. Terasa sekali denyut jantungku seperti mau copot ketika pesawat yang kutumpangi menurunkan ketinggiannya.

Aku sempat nerveus ketika roda pesawat yang kutumpangi itu mencium bumi. Maklum, tadi ketika di atas sempat terjadi guncangan hebat karena pesawat mengalami turbulensi. Kini guncangan itu kembali terjadi dengan versi yang berbeda. Pesawat sempat limbung sedikit sebelum akhirnya pilot benar-benar menguasai keadaan.

Ah, penerbangan kali ini bikin jantungku berdebar kencang, padahal ini bukan penerbangan yang pertama. Aku tak tahu mengapa akhir-akhir ini mudah kaget. Apakah ini hanya perasaanku saja? Atau mungkin juga karena faktor usia? Maklum kini aku tak muda lagi, usiaku sudah kepala lima.

Aku segera memesan taksi online Bandara Soekarno-Hatta. Beberapa menit kemudian pesananku tiba. Segera saja aku bergegas masuk ke dalam taksi berwarna hitam dan duduk di jok belakang, berseberangan dengan posisi sopir.

"Ke Hotel Arjuna ya Pak?" Sapa sopir dengan ramah.

"Iya Mas," jawabku singkat.

"Emang Bapak dari mana? Dari Bandung ya?" Tanya pria muda bertubuh kurus dan berkumis tipis itu sambil berusaha menebak asalku.

"Iya Mas. Kok tahu saya dari Bandung?" Jawabku sambil balik bertanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun