Yang namanya hidup di wilayah yang geografis luas & masih ada sekolah 3 T, di 13 kecamatan, tidak bisa disama ratakan dengan Kota Sintang.
Operator memang tinggal di kota, dengan transport yang mewah dan mudah untuk bermobilitas. Berbeda dengan guru yang tugas di pelosok, jadi mungkin tidak tahu kisah bertugas di pelosok yang bertaruh nyawa.
Bagi para kepala sekolah yang belum mengantar SPTJM, diantar saja atau jika tidak sudi bertemu Operator, di titip saja.
Terkadang Operator dinas tercinta tidak berada diruang, maka bawa kalender, hp, dan jam, fotokan bersama SPTJM, agar ada bukti, bapak ibu mengantar.
Karena beberapa sekolah mengatakan sudah mengantar, tapi terkadang, jawaban dari operator belum.
Menjadi pembelajaran, untuk kita agar lebih bertanggjawab mengantarkan SPTJM, karena manusia dan kebijakan bisa berubah seperti sekarang ini.
Bapak/Ibu para Kasek/Guru pasti tahu, sejak guru menuntut TPP dikembalikan. Tiba-tiba banyak kebijakan aneh dari dinas.
Seperti memecat 3 kepala sekolah karena berjuang untuk kembalikan uang TPP guru, hingga  akhirnya, salah 1 diantara kepala sekolah tersebut berpisah dengan keluarga/istrinya.
Bahkan ada unsur pejabat dinas yang mengatakan bahwa semua "DANA BOS" SELURUH KEPALA SEKOLAH SINTANG "BERMASALAH", Sementara yang mengizinkan pencairan dana BOS adalah dinas itu sendiri.
Melaporkan guru ke BKPSDM, dengan pasal tidak berrintegritas, sementara merekalah yang tidak berintegritas, hingga BKN Pusat ikut menyelesaikan kasus.
Uang TPP guru dihapus, adakah 1 orang saja diantara mereka, di luar dari profesi Guru Sintang yang bantu?????Bapak ibu pasti tahu jawabnya, maka, baikknya kita  lebih peduli pada data Bapak Ibu.