Selain eksploitasi finansial, lansia juga dapat menjadi korban pencurian. Pelaku pencurian biasanya akan mencari rumah lansia yang ditinggal sendirian atau rumah yang tidak memiliki sistem keamanan yang memadai. Mereka akan mencuri barang-barang berharga seperti perhiasan, uang tunai, atau barang elektronik.Â
Untuk mencegah terjadinya pencurian, lansia perlu memastikan bahwa rumah mereka dalam keadaan aman, memasang alarm, dan tidak menyimpan sejumlah besar uang tunai di rumah.
Tanda-Tanda Sosial
Isolasi sosial merupakan salah satu indikator paling jelas dari adanya kekerasan terhadap lansia. Korban seringkali menghindari kontak dengan orang-orang yang mereka percayai, seperti keluarga dan teman dekat.Â
Mereka mungkin menolak kunjungan, panggilan telepon, atau undangan untuk menghadiri acara sosial. Hal ini bisa disebabkan oleh rasa takut, malu, atau ancaman dari pelaku kekerasan.
Lalu, perubahan dalam pola komunikasi juga bisa menjadi tanda adanya masalah.Â
Korban mungkin berbicara dengan nada yang berbeda ketika berbicara dengan pelaku kekerasan, atau mereka mungkin tampak gugup atau cemas ketika berbicara tentang situasi di rumah. Perubahan dalam cara mereka berinteraksi dengan orang lain, seperti menjadi lebih pasif atau agresif, juga bisa menjadi petunjuk.
Kurangnya partisipasi dalam aktivitas sosial yang sebelumnya mereka nikmati adalah tanda lain yang perlu diperhatikan. Jika seorang lansia yang dulu aktif dalam kegiatan komunitas atau klub tiba-tiba berhenti berpartisipasi, ini bisa menjadi tanda bahwa mereka sedang mengalami kesulitan.
Perubahan dalam penampilan juga bisa menjadi indikator adanya kekerasan. Korban mungkin terlihat tidak terawat, dengan pakaian yang kotor atau kusut. Mereka mungkin juga mengalami penurunan berat badan yang drastis atau menunjukkan tanda-tanda malnutrisi.
Tanda-Tanda Lingkungan
Tanda-tanda lingkungan merupakan indikator penting yang seringkali terabaikan dalam kasus kekerasan terhadap lansia.Â