Lalu, perhatikan juga adanya tanda-tanda penggunaan alat bantu jalan yang tidak sesuai, seperti kursi roda yang rusak atau tongkat yang terlalu pendek.
Penting untuk diingat bahwa tidak semua tanda fisik merupakan indikasi pasti adanya kekerasan. Beberapa kondisi medis tertentu juga bisa menyebabkan munculnya tanda-tanda fisik yang mirip.Â
Oleh karena itu, jika Anda mencurigai adanya kekerasan terhadap lansia, segera laporkan kepada pihak yang berwajib atau profesional kesehatan untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.
Tanda-Tanda Emosional
Tanda-tanda emosional ini seringkali lebih sulit diidentifikasi dibandingkan tanda-tanda fisik, namun sangat penting untuk diperhatikan.Â
Korban lansia yang mengalami kekerasan emosional seringkali menarik diri dari lingkungan sosial mereka, merasa terisolasi, dan kehilangan minat pada aktivitas yang sebelumnya mereka nikmati. Perubahan mood yang drastis, seperti mudah marah, sedih, atau cemas tanpa sebab yang jelas, juga bisa menjadi indikasi adanya masalah.Â
Di samping itu, korban juga mungkin mengalami kesulitan tidur, perubahan nafsu makan, atau bahkan pikiran untuk menyakiti diri sendiri.
Perlu diingat bahwa tidak semua perubahan emosional pada lansia disebabkan oleh kekerasan. Kondisi medis tertentu, seperti depresi atau demensia, juga dapat menyebabkan perubahan mood dan perilaku.Â
Namun, jika perubahan tersebut terjadi secara tiba-tiba atau tidak sesuai dengan kondisi medis yang sudah ada, maka perlu dicurigai adanya kemungkinan kekerasan.
Pentingnya lingkungan yang suportif bagi lansia sangatlah krusial dalam mencegah dan mendeteksi tanda-tanda kekerasan emosional.Â
Keluarga, teman, dan tenaga kesehatan perlu memperhatikan perubahan perilaku lansia dan tidak ragu untuk bertanya atau mencari bantuan jika ada kekhawatiran. Dengan menciptakan lingkungan yang aman dan nyaman, lansia akan merasa lebih percaya diri untuk mengungkapkan apa yang mereka alami.