Mohon tunggu...
Julius Deliawan
Julius Deliawan Mohon Tunggu... Guru - https://www.instagram.com/juliusdeliawan/

Guru yang belajar dan mengajar menulis. Email : juliusdeliawan@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen: Paradok

20 Mei 2020   08:42 Diperbarui: 20 Mei 2020   08:38 162
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tengil,  ia berlagak dapat membaca pikiranku. Mahasiswa beasiswa.  Meski punya jabatan Ketua Senat Mahasiswa Fakultas, tetapi jangan tanya rupiah di dompetku. Nihil.

“Bukan itu maksudku!”

“Emang mau bayarin?”

“Nggak juga sih.”

“Ya udah ayok !”

Kuikuti juga langkah kaki nya.

Malam itu, Salatiga lebih dingin dari biasanya. Tetapi kata orang. Alina membuat kota ini bagiku terasa lebih hangat. Dengan dia ada di bahuku atau ketika hanya ada di kepalaku.

Jalan Kartini yang temaram, tidak membuat kami merasa gelap. Karena cahaya itu kini ada disampingku. Pijarnya membuat langkah kakiku lebih pasti. Anehnya, langkah kaki ini rasanya berat dan lajunya semakin melambat. Meski bukan hanya Alina, aku juga lapar, tetapi tidak terlalu bernafsu untuk segera mencapai tujuan. Satu dari sekian banyak paradok yang kutemukan ketika bersamanya. Mungkin kelak akan lebih banyak lagi.

“Pungkursari aja.”

Begitu ia menyebutkan destinasi kami nantinya.

“Aku ingin dengar kelanjutannya mas!” 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun