“Ya enggak, Peuyeum! Kalau dimatiin, Lo gak bisa ngecek siapa aza yang udah menghubungi Lo, tapi kalau digetarkan, Lo bisa tahu siapa aza yang nelpon, trus Lo tinggal telpon balik ke mereka, gitu? Ngerti?!” papar Rico. Vita tidak langsung menyahut, mungkin sedang mencerna usul temannya itu.
“Iya juga ya...!” kata Vita akhirnya. “Jadi, kalau pun telpon mereka gak keangkat sama gue, gue bisa tahu mereka nelpon apa gak? Trus gue tinggal minta mereka telpon balik, gitu ya? Oke deh kalau begitu, gue ngerti sekarang! Kadang-kadang Lo cerdas juga ya?! Sejak kapan Lo cerdas?!”
“Lha emang baru tahu? Rico gitu lho!” seru Rico sambil mengangkat dua tangannya terbuka, sebatas dada.
“Rasain tuh orang! Selamat miskol-miskol deh! Dan gue bisa tidur nyenyak,” umpat Vita ketus, lalu tersenyum penuh kemenangan.
“Udah, udah, jangan ngobrol aza, nih, makanannya udah dateng!” sela Bayu yang dari tadi diam saja. Diantara mereka berlima, Bayu memang yang paling kalem, tidak banyak bicara. Lalu mereka pun menyantap makanan masing-masing. Tapi tetap saja, yang namanya mereka, sepertinya tidak pernah bisa diam walau cuma sepuluh menit. Kecuali kalau sedang tidur, mungkin. Selalu saja ada yang dibicarakan, atau dijadikan bahan ledekan. Dasar!
“Eh, tar sore jadi latihan, kan?” tanya Arya, sambil meneguk jus mangga kesukaannya. Sebenanrnya hari ini bukan jadwal latihan mereka, tapi, mengingat masih banyak hal yang harus dipersiapkan lagi, maka mau tidak mau, mereka harus menambah ekstra jadwal latihan.
“Ya iya lah, kita kan harus segera menyelesaikan demo album kita, sebentar lagi deadline,” ingat Ifany semangat.
“Iya, lagian lagu yang terakhir yang dibikin Bayu, kayanya masih harus disempurnakan lagi aransemennya. So, kita harus bekerja ekstra, agar pada saatnya nanti sudah beres semuanya, dan tinggal acc saja sama pak produser, terus rekaman deh...” tambah Rico, optimis. “Lo udah hapal liriknya kan, Vit?” lanjutnya pada Vita.
“Udahs...” jawab Vita sambil menelan baso yang baru selesai dikunyah.
“Gue juga udah apal,” timpal Ifany, bangga.
“Gak nanya!” tukas Rico.