“Dia suka sms, ngebahas aktifitas gue, kalau gue abis latihan, abis kuliah, abis dari mall, atau apa aza, dia tahu. Aneh, kan?” rungut Vita. “Gimana gue gak pusing, coba? Gue ngerasa dia selalu ada di dekat gue, dan ngawasin setiap gerak-gerik gue! Nih kalau kalian mau baca, sms nya masih ada!” lanjutnya sambil menghapus air mata yang masih tersisa, lalu menyerahkan hp-nya pada Ifany. Ifany menerima dan memeriksanya dengan seksama.
“Siapa sih dia, Fan? Kalau suka sama gue, kenapa mesti pake cara seperti ini sih?! Kenapa gak bilang langsung, nyamperin gue dan bilang ke gue, jadi kan gue gak ngerasa tersiksa begini. Gue jadi takut kalau mau kemana-mana sendiri,” rungut Vita lagi. Sementara Ifany masih sibuk membuka-buka sms di hp Vita.
“Lo jangan jadi parno gitu,” ujar Rico. “Nyantei aza, Lo gak bakal kenapa-kenapa kok,” lanjutnya menenangkan.
“Lo sih gak ngerasain, coba Lo jadi gue?! Lo juga pasti takut kan?! Ini udah lama Ric, udah sebulan lebih. Schyco kali tuh orang!!” Vita masih kesal.
“Mungkin dia malu, ngungkapinnya, atau punya alasan lain...” kata Bayu yang dari tadi diam saja, mencoba memberi pandangan dari sudut yang berbeda.
“Itu gak gentleman, namanya! Ogah gue punya cowok kaya gitu!” samber Ifany. “Iihh...!” lanjutnya mencibir, lalu menyerahkan kembali HP Vita pada pemiliknya. “Iya Vit, aneh banget deh!”
“Atau ada sesuatu yang bikin dia gak berani ngungkapin perasaannya sama Lo,” kata Bayu lagi, “Kita gak bisa langsung nuduh orang itu gila atau schyco, yang jelas mungkin dia punya alasan untuk itu. Mungkin dia minder, karena punya kekurangan fisik misalnya, atau yang lain?! Kita kan gak tahu!”
“Apa?! Kenapa mesti minder? Justru gue menghargai orang yang berani ngungkapin perasaannya sama gue, soal diterima atau enggak, lihat nanti!” sanggah Vita.
“Lo udah pernah bales sms dari dia?” selidik Arya.
“Udah, gue tanya baik-baik, siapa namanya? Kenal gue dimana? Tahu nomor gue dari siapa? Tapi gak pernah dijawab. Bahkan gue juga pernah ngajak ketemuan, tapi dia gak mau, dia bilang, biarin jadi secret admirer-nya gue aza. Gue bilang, mohon-mohon, jangan ganggu ganggu gue, tetap aza miskol dan sms gue, gue telpon balik ke nomornya, gak mau diangkat, atau kalau pun diangkat gak mau ngomong. Yang lebih aneh, kalau siang, nomornya gak aktif!” jelas Vita detil. Lalu Arya mengambil hp Vita, dan mencoba melakukan panggilan kepada nomor misterius itu. Tapi tidak ada nada panggil, nomornya tidak aktif.
“Gak aktif...” kata Arya lesu.