“Ngomong-ngomong yang lain pada kemana? Bayu, Rico, Arya?” tanya Vita, karena belum melihat teman-temannya yang lain.
“Oh, Bayu lagi ngomong sama Pak Roy, asisten produser, kalau Rico dan Arya lagi ngecek alat. Gue nunggu Lo disini. Kita langsung masuk yu...” ajak Ifany, sambil menggandeng tangan Vita, lalu masuk dan bergabung dengan Rico dan Arya. Tak lama berselang, Bayu muncul dan memberitahukan bahwa jadwal audisi tidak berubah, yaitu jam 10 malam. Sekarang masih menunggu Pak Produser yang masih diperjalanan menuju studio. Lumayan, masih ada waktu yang tersisa, bisa dipakai untuk mengecek lagi semua persiapannya, biar audisi nanti berjalan lancar, tidak ada hambatan.
Tepat jam 10 malam, audisi pun dilakukan, mereka tampil dengan penuh keyakinan dan semangat tinggi. Ditunjang dengan latihan ekstra selama ini, dan juga materi lagu yang easy listening, sesuai dengan selera pasar, maka tak heran, kalau Pak Leo, sang produser penentu sangat terkesan dengan penampilan dan juga lagu-lagu serta aliran musik yang mereka usung. Dan artinya, mereka diterima rekaman. Merekapun menyambut dengan suka cita. Masuk dapur rekaman sudah di depan mata, album perdana tinggal menunggu waktu. Ternyata perjuangan selama ini tidaklah sia-sia. Semua mimpi pun menjadi nyata. Tak ada lagi kata-kata yang bisa melukiskan kebahagiaan yang dirasakan. Tak lupa, mereka pun bersyukur, karena menyadari, pada setiap kesukesan pastilah ada campur tangan Tuhan di dalamnya. Mereka tak mau lupa diri.
Setelah masa audisi, hidup mereka pun berubah, apalagi setelah album perdana mereka selesai dirilis. Lagu andalan mereka, yang berjudul Secret Admirer, ciptaan Bayu banyak diputar dimana-mana, menjadi top request di beberapa stasiun radio, juga televisi. Nada yang sedikit sentimentil, lirik yang indah, dan makna yang dalam, apalagi Vita menyanyikan dengan penuh penghayatan, membuat lagu ini cepat dikenal masyarakat. Band mereka pun menjadi icon baru, di blantika musik Indonesia.
Mereka bangga dengan semua ini, hasil jerih payahnya berbuah manis. Dan jadwal yang mereka hadapi saat ini adalah promo album. Mereka harus melakukan tour ke beberapa kota. Untuk itu, dengan terpaksa mereka sepakat mengambil cuti di semester ini, agar bisa fokus pada satu bidang dulu. Nanti kalau sudah normal lagi tinggal dilanjutkan. Memang begitu resiko bagi seorang artis yang sedang naik daun, harus memilih antara karier atau akademik. Meski keduanya penting, tapi jarang yang bisa menjalani keduanya dalam waktu bersamaan, apalagi kalau jadwal shownya padat. Namun, bukan berarti akademik harus ditinggalkan, maka cuti merupakan solusi yang tepat.
Malam ini adalah malam terakhir dari rangkaian promo tour dan wawancara di beberapa stasiun televisi dan radio. Dan kota terakhir adalah Jogjakarta. Sehabis itu mereka akan kembali ke Bandung, untuk istirahat sekitar dua minggu, lalu akan dilanjutkan lagi dengan promo tour ke luar Jawa, atau mungkin ke luar negeri. Untuk ke arah sana sedang diurus sama Mas Sony, manager mereka.
Rangkaian promo dari kota ke kota di pulau Jawa memberikan pengalaman yang berharga. Mereka bisa bertemu langsung dengan fans mereka, bisa saling menyapa, nyanyi bareng, bahkan ada yang berteriak histeris, minta foto bareng, atau minta tanda tangan. Namun mereka tetap menyikapi dengan senyum, karena mereka sadar, tanpa fans, mereka bukanlah apa-apa, meski sosok mereka sudah menjelma menjadi bintang yang bersinar di atas panggung.
Dan malam itu, setelah menyanyikan Secret Admirer, lagu andalan mereka, sebagai lagu penutup, maka berakhir juga seluruh rangkaian promo di season ini. Walaupun para penonton masih berteriak-teriak minta dinyanyikan lagi, namun dengan berat hati tidak bisa dikabulkan. Mereka harus segera kembali ke hotel, dan beristirahat, karena esok harus kembali ke Bandung.
Di hotel, mereka tidak langsung tidur, tapi ada sedikit evaluasi bersama Mas Sony dan seluruh jajaran managemen yang terlibat. Secara umum, semuanya puas dengan rangkaian promo yang baru saja mereka lalui. Apalagi, ternyata bisa mendongkrak popularitas dan –terutama-- penjualan album. Untuk ukuran band pendatang baru, bisa dikatakan sukses.
Meski evaluasi sudah selesai dari tadi, namun mereka masih belum bisa terpejam. Mereka masih saja asyik bercengkrama, merasakan kepuasan yang menyeruak dalam dada. Sekitar pukul 2 dini hari, barulah rasa lelah dan kantuk mulai mendera. Arya sedang beres-beres di kamar mandi, untuk mencuci muka membersihkan make-up yang menempel di wajahnya. Rico sudah tumbang dari tadi. Ifany dan Vita pun sudah setengah sadar. Bayu sedang keluar mencari angin segar sambil melihat bintang, refreshing, mungkin teringat pada keluarganya di Bandung.
Ifany pun bangkit, lalu mengajak Vita untuk kembali ke kamar mereka, yang khusus disediakan untuk cewek. Namun, tiba-tiba HP Vita berbunyi, rupanya ada sms masuk. Disela-sela kantuknya, Vita membaca :