***
“De, sekarang tidurmu bakal nyenyak lagi, dan teras rumah kita ndak jadi WC umum lagi.” Saya bercerita penuh kepuasan. Istri saya tertawa-tawa bahagia.
“Kamu ingat ayam ini, tho? Sekarang jadi tawanan kita, terserah mau diapakan?” Saya menunjukkan ayam pemberian dari Bu Asep.
Istri saya melihat dengan antusias. “Hei ayam nackal! Kowe yang udah mecahin guci kesayangan aku! Sekarang kowendak bisa berkutik! Aku bakal sembelih kowe dan dijadikan sop! Hahaha...!” katanya penuh kesumat.
Saya hanya geleng-geleng kepala. Syukurlah, urusan ayam sudah berlalu. Tanpa harus mengorbankan hubungan harmonis bertetangga. Semoga, kami selalu bisa saling menghormati dan menghargai. Karena sungguh, hidup dalam kerukunan itu indah. Sudahkah anda tersenyum hari ini? Hehe.
***
Salam kenal untuk admin berjamaah Planet Kenthir.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H