Tawaran pada Kasus
Dalam konteks kasus ini, peran pendampingan pastoral menjadi sangat penting untuk membantu mahasiswa yang difitnah oleh korban. Pendampingan pastoral dapat membantu mahasiswa untuk mengatasi dampak psikologis dari fitnah yang dialaminya, serta membantu mahasiswa untuk memperoleh dukungan moral dan spiritual dalam menghadapi situasi ini. Tawaran pastoral dapat diberikan pada kasus pelecehan seksual di UNY, karena dapat membantu korban dalam proses pemulihan dan penanganan. Beberapa aspek penting yang perlu diperhatikan dalam tawaran pastoral pada kasus ini adalah memahami konteks kultural dan religi, menggunakan pendekatan terintegrasi, menghargai peran pendeta serta konselor, mengembangkan keterampilan dalam pastoral konseling, dan mengatasi kekhawatiran dan stigma terhadap korban seksual.
Peran pendeta atau konselor sangat penting dalam memberikan dukungan emosional dan spiritual bagi masyarakat yang mengalami pelecehan seksual sangat penting. Pendeta atau konselor harus menunjukkan solidaritas, empati, dan kemampuan untuk mendengarkan dan memberikan wahyu yang sesuai. Selain itu, pastor juga perlu mengembangkan keterampilan dalam pastoral konseling untuk membantu mereka mempersiapkan diri dalam mengatasi pelecehan seksual. Dalam pandangan saya, tawaran pastoral pada kasus pelecehan seksual di UNY sangat penting untuk membantu korban dalam proses pemulihan dan penanganan. Namun, perlu diingat bahwa tawaran pastoral tidak dapat menggantikan proses hukum dan penegakan hukum yang berlaku. Oleh karena itu, tawaran pastoral harus dilakukan secara bersamaan dengan proses hukum dan penegakan hukum yang berlaku.
Teologi Pastoral & Penggembalaan
Teologi Pastoral mencakup berbagai aspek, termasuk pemahaman akan penderitaan, kematian, kesakitan, dan penebusan, serta bagaimana hal-hal tersebut memengaruhi kehidupan sehari-hari umat. Beberapa teolog dan praktisi pastoral telah mengembangkan berbagai pendekatan dan metode dalam teologi pastoral, yang dapat membantu para pemimpin agama dalam melaksanakan pelayanan pastoral mereka.
Salah satu tokoh yang berkontribusi dalam pengembangan teologi pastoral adalah Carrie Doehring. Dalam bukunya yang berjudul The Practice of Pastoral Care: A Postmodern Approach, ia mengajukan pendekatan trifokal dalam pelayanan pastoral, yaitu pendekatan yang menggabungkan pendekatan premodern, modern, dan postmodern.Doehring menekankan pentingnya bagi para pemimpin agama untuk memahami penderitaan umat mereka melalui berbagai sudut pandang, termasuk sudut pandang agama, psikologis, dan budaya ( Doehring 2006, 192-193).
Selain itu, Totok Wiryasaputra, dalam bukunya yang berjudul Mengapa Berduka, membahas tentang pentingnya pemahaman akan penderitaan dan kesakitan dalam pelayanan pastoral. Menurutnya, para pemimpin agama perlu memiliki empati dan kepekaan terhadap penderitaan umat mereka, serta mampu memberikan dukungan dan penghiburan yang sesuai ( Wiryasaputra 2003, 144-146). Oleh sebab itu, Ian Morgan Cron dan Suzanne Stabile berpendapat dalam bukunya yang berjudul The Road Back To You, membahas tentang pentingnya pemahaman akan enneagram dalam pelayanan pastoral. Mereka berpendapat bahwa pemahaman akan tipe kepribadian umat dapat membantu para pemimpin agama dalam membimbing dan merawat umat mereka dengan lebih baik  (Cron dan Stabile 2016, 15-16).
Dari berbagai pandangan para tokoh di atas, dapat disimpulkan bahwa teologi pastoral merupakan disiplin yang kompleks, yang melibatkan pemahaman akan berbagai aspek kehidupan, termasuk agama, psikologi, dan budaya. Para pemimpin agama perlu memiliki pemahaman yang mendalam akan penderitaan dan kesakitan, serta mampu memberikan dukungan, penghiburan, dan bimbingan yang sesuai kepada umat mereka. Dari pandangan pribadi, saya percaya bahwa teologi pastoral merupakan disiplin yang sangat penting dalam kehidupan umat, karena melalui pelayanan pastoral, para pemimpin agama dapat membantu umat mereka dalam menghadapi berbagai tantangan dan penderitaan, serta membimbing mereka menuju kehidupan yang lebih baik. Oleh karena itu, para pemimpin agama perlu terus mengembangkan pemahaman dan keterampilan dalam teologi pastoral, agar dapat memberikan pelayanan yang terbaik kepada umat mereka.
Pandangan Tokoh mengenai Peran Pastoral Pendeta atau Konselor
Pandangan pastoral merupakan suatu pandangan yang menekankan pada pelayanan pastoral sebagai suatu bentuk penggembalaan yang dilakukan oleh pendeta atau gembala jemaat. Pelayanan pastoral ini bertujuan untuk membantu orang-orang yang membutuhkan bantuan dalam menghadapi masalah kehidupan, baik itu masalah spiritual, emosional, maupun fisik. Dalam pandangan pastoral, pendeta atau gembala jemaat dianggap sebagai orang yang memiliki peran penting dalam membantu orang-orang yang membutuhkan bantuan tersebut.
Menurut Gerard Egan dalam bukunya The Skilled Helper, pendampingan pastoral dapat dilakukan dengan menggunakan pendekatan problem-management dan opportunity-development. Pendekatan ini melibatkan penggunaan keterampilan-keterampilan seperti mendengarkan aktif, membangun hubungan yang baik dengan klien, dan membantu klien untuk mengembangkan kemampuan-kemampuan dalam mengatasi masalah (Egan 2004, 235 ). Gerard Egan, dalam bukunya yang berjudul The Skilled Helper, mengemukakan bahwa peran pastoral adalah sebagai seorang pembantu yang membantu orang lain dalam menyelesaikan masalah yang dihadapinya. Egan menekankan pentingnya pendekatan yang berorientasi pada masalah dalam pelayanan pastoral, di mana pendeta atau gembala jemaat harus mampu membantu orang lain dalam mengidentifikasi masalah yang dihadapinya dan mencari solusi yang tepat (Egan 2004, 280).