"Aku sama Surya di ujung tanduk, Haura," cerita Titin. Aku sangat terkejut dengan pengakuannya itu.
"Kenapa bisa?"
Titin menggelengkan kepala.
"Laki-laki senengnya sama cewek yang cantik. Sedang aku kayak gini."
Aku prihatin dengan kisah mereka. Hubungan mereka berawal sejak SMP. SMA masih satu sekolah juga. Hanya pas kuliah saja yang terpisah kampusnya.
"Kamu yakin kalau..."
"Aku tadinya nggak berpikir kalau dia mendua, Haura."
"Kamu sudah yakin beneran?"
Titin menghela napas panjang. Tangan kanannya mengaduk lemon tea.
"Sama teman kuliahnya?" tanyaku penasaran.
"Belum tahu persisnya, Haura."