Mohon tunggu...
Zahrotul Mujahidah
Zahrotul Mujahidah Mohon Tunggu... Guru - Jika ada orang yang merasa baik, biarlah aku merasa menjadi manusia yang sebaliknya, agar aku tak terlena dan bisa mawas diri atas keburukanku

Guru SDM Branjang (Juli 2005-April 2022), SDN Karanganom II (Mei 2022-sekarang) Blog: zahrotulmujahidah.blogspot.com, joraazzashifa.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Pak Burung Hantu yang Membuat Terharu

19 November 2024   16:02 Diperbarui: 19 November 2024   20:22 72
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
 ilustrasi dokumentasi pribadi diolah melalui Microsoft Designer 

"Lain kali, kalau langit mulai hitam, kamu segera pulang. Khawatirnya kalau ada awan hitam seperti tadi. Jangan malah asyik sendiri. Bahaya kalau kamu terkena musibah. Paham, Pipit?" 

Pipit menganggukkan kepalanya saat dinasehati seperti itu. 

"Kalau bukan kamu sendiri yang mengenali tanda alam, mau siapa lagi, Pipit? Kamu nggak selamanya akan diawasi orang tua atau guru. Juga teman-temanmu. Jadi, perhatikan alam," lanjut Pak Burung Hantu.

Pipit yang biasa ngeyel kalau diberitahu atau nasihat, kini hanya bisa mengiyakan, karena dia memang baru saja kena batunya. Akibat tak memerhatikan penjelasan guru, dia hampir mati karena tidak bisa menghindari bahaya pusaran angin.

***

Hari-hari selanjutnya, Pipit sangat memerhatikan kalau belajar di kelas bersama Pak Burung Hantu. Dia sangat bersyukur, Pak Burung Hantu tidak menceritakan apa yang dialaminya kepada teman-temannya.

"Pak Burung Hantu sangat baik. Dia menasihatiku tapi nggak ngasih tahu kelakuanku yang memalukan dan membahayakan aku sendiri," cerita Pipit ke ibunya.

"Lalu kamu sendiri gimana?"

"Ya malu, Bu. Untunglah Pak Burung Hantu nggak cerita itu. Kalau nggak, aku pasti diolok-olok teman-teman."

"Syukurlah. Alhamdulillah kalau begitu."

"Aku sekarang lebih nurut, Bu. Demi keselamatanku. Biar nggak bikin khawatir Ibu juga," ucap Pipit.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun