Mohon tunggu...
Zahrotul Mujahidah
Zahrotul Mujahidah Mohon Tunggu... Guru - Jika ada orang yang merasa baik, biarlah aku merasa menjadi manusia yang sebaliknya, agar aku tak terlena dan bisa mawas diri atas keburukanku

Guru SDM Branjang (Juli 2005-April 2022), SDN Karanganom II (Mei 2022-sekarang) Blog: zahrotulmujahidah.blogspot.com, joraazzashifa.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Istana Kue dan para Penghuninya

30 Agustus 2024   00:09 Diperbarui: 30 Agustus 2024   00:18 1363
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: image creator from Microsoft Designer

"Jangan-jangan kita yang mengecil ya, Haura?"

Haura menggelengkan kepala. Dia terlihat bingung. Lalu dilihatnya pohon tua tempat mereka berteduh.

"Pohon ini besar dan tinggi. Tapi sepertinya wajar sih," ucapnya lirih.

Dia menatap sekelilingnya. Tampaklah bunga mawar dan melati di seberang jalan. Akhirnya dia mengajak Dila untuk mendekati bunga mawar dan melati itu. Tujuannya untuk meyakinkan kalau istana kue memang menjadi besar atau mereka berdua yang menyusut dan menjadi kecil.

Mereka berlari kecil dan cepat sampai di dekat bunga mawar dan melati.

"Wah, kita tetap normal, Haura!" ucap Dila, saat menyadari kalau ukuran bunga mawar dan melati itu wajar. Sesuai yang mereka lihat sehari-hari.

"Tapi, kenapa istana kue kita bisa membesar?" tanya Haura keheranan.

"Istana itu menjadi tempat berteduh dan tinggal orang banyak, anak-anak cantik. Kalian sebagai pemiliknya tidak pelit. Makanya hati istana kue itu senang dan akhirnya menjadi luas."

"Maksudmu apa, Kelinci?"

Haura dan Dila penasaran, kenapa Kelinci itu mengetahui kalau mereka berdua adalah pemilik istana kue.

"Tadinya istana kue itu kecil sekali. Tapi kalian baik hati, menampung binatang-binatang kecil seperti semut, lebah, dan lainnya. Ukuran istana menjadi besar. Semakin banyak penghuni istana, istana pun semakin luas."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun