Mohon tunggu...
Zahrotul Mujahidah
Zahrotul Mujahidah Mohon Tunggu... Guru - Jika ada orang yang merasa baik, biarlah aku merasa menjadi manusia yang sebaliknya, agar aku tak terlena dan bisa mawas diri atas keburukanku

Guru SDM Branjang (Juli 2005-April 2022), SDN Karanganom II (Mei 2022-sekarang) Blog: zahrotulmujahidah.blogspot.com, joraazzashifa.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Lintang yang Terluka

5 Maret 2024   21:00 Diperbarui: 5 Maret 2024   21:10 226
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Luka, tak pernah terbayangkan akan hadir di hatimu yang juga membuat hatiku lebih terluka. Kau gadis yang kukenal karena isengku yang luar biasa. Scroll chat-mu dengan Rizky, tetanggaku. Diam-diam aku menyimpan nomor kontakmu.

Awalnya aku mencoba peruntungan untuk dekat dengan wanita dari kampung halaman. Sesuai permintaan ibu yang ingin memiliki menantu dari kampung. Setidaknya dari kabupaten yang sama.

Lelaki petualang. Itu yang bisa disematkan kepadaku, juga kepada temanku lainnya. Kami sering merasa sepi dan jauh dari jodoh bila tak adu strategi mendapatkan wanita impian.

"Kalau nggak mau ngaku, nomor kamu kunamai Mr," balasmu saat aku beberapa kali iseng dan tak memberi kejelasan identitasku.

Dari balasanmu itu kurasa kau sangatlah unik dan patut untuk diperjuangkan. Perempuan yang tak mudah didekati. Sekalipun mungkin sebenarnya Rizky yang juga sahabat kuliahmu, ada rasa padamu. Aku malah berpikir untuk memenangkan hatimu. 

Aku tersenyum membayangkan jika akhirnya kita melangkah ke jenjang serius, sementara Rizky melihat kebersamaan kita.

"Kamu jangan macem-macem sama dia," nasehat atau mungkin ancaman dari Rizky.

"Emangnya kenapa?"

"Dia marah sama aku, tahu!"

"Mmm, kamu melindunginya. Sepertinya kamu menyukai cewek itu."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun