Mohon tunggu...
Zahrotul Mujahidah
Zahrotul Mujahidah Mohon Tunggu... Guru - Jika ada orang yang merasa baik, biarlah aku merasa menjadi manusia yang sebaliknya, agar aku tak terlena dan bisa mawas diri atas keburukanku

Guru SDM Branjang (Juli 2005-April 2022), SDN Karanganom II (Mei 2022-sekarang) Blog: zahrotulmujahidah.blogspot.com, joraazzashifa.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Setelah Dia Lakukan Dulu

15 Januari 2024   15:13 Diperbarui: 15 Januari 2024   16:21 317
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

***

"Nirmala, kamu bawakan nasi ke sawah sana!" 

Baru saja aku pulang, sambutan ibu sudah kudengar. Sambutan ibu itu lebih ke arah memerintah agar aku mengirim nasi ke sawah. Bapak sedang menanam padi. 

Hitungannya, bapak termasuk terlambat dalam menanam padi. Bibit padi yang disiapkan ternyata kualitasnya jelek.

Alhasil, bapak harus berkeliling kampung dan menemui petani lainnya untuk mendapatkan bibit padi. Itu beruntung, bibit padi milik petani lain banyak yang tersisa.

Dengan menggerutu aku mengambil bakul bambu berisi nasi, rantang berisi lauk pauk dan termos. Mau tak mau bakul nasi bambu kugendong dengan selendang. Rantang kutenteng di tangan kanan. Termos di tangan kiri. Macak dadi petani alias berpenampilan layaknya petani.

Kulintasi jalan cor blok menuju persawahan kampung. Kemudian aku ke arah pematang sawah yang agak licin. Maklum baru saja hujan berhenti.

Bapak melihatku dari jauh. Lambaian tangannya menyapaku. Lalu bapak mentas dari sawah dan membersihkan tangan dan kakinya. 

Sementara aku mendekati gubuk di dekat pohon kelapa yang tinggi dan sudah enggan berbuah. Kuturunkan rantang, termos dan bakul bambu. Bapak yang sudah duduk di galar, membantu meletakkannya di galar.

Segera saja diambil piring gembreng yang tadinya diletakkan di atas bakul. Rantang dibuka. Diambilnya nasi pulen, dengan lauk jangan lombok ijo, kerupuk dan ikan asin.

"Ayo, Ndhuk. Makan bareng Bapak," ajak Bapak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun