Ternyata sejak lama ibu sakit dan memikirkan kebahagiaan ayah. Masih memikirkanku juga saat tak lagi membersamaiku nantinya.
***
Di kamar ibu.Â
Aku tak pernah masuk ke dalam kamar ibu selama ini. Ibu tak pernah mengizinkanku masuk.Â
Kusentuh semua barang yang tersimpan di lemari kaca. Barang-barang branded. Terlihat aneh bagiku karena ibu tak pernah membelanjakan uang untuk berfoya-foya.Â
Di samping deretan barang-barang branded itu terlihat foto-foto sejak ibu kecil sampai masa-masa akhir kulihat. Yang mengejutkan, ada foto perayaan ulang tahun ibu, ayah atau hari pernikahan mereka.
Aku tak habis pikir dengan semua yang kulihat di kamar ibu.
"Itu semua ayah yang berikan kepada bundamu, Aksa."Â
Suara ayah tiba-tiba kudengar. Aku memandangnya sejenak. Kulanjutkan lagi melihat foto-foto cantik ibu.
"Selama ini Ayah belajar mengikhlaskan bunda dengan sering pergi dari rumah. Harapan Ayah bisa melupakannya. Tapi Ayah tak bisa, Aksa. Setiap pergi, Ayah ingat perjuangan bunda saat sakit. Ayah pulang sebentar untuk melepas rindu lalu pergi lagi untuk belajar melepasnya."
Tangis Ayah terdengar.