Mohon tunggu...
Zahrotul Mujahidah
Zahrotul Mujahidah Mohon Tunggu... Guru - Jika ada orang yang merasa baik, biarlah aku merasa menjadi manusia yang sebaliknya, agar aku tak terlena dan bisa mawas diri atas keburukanku

Guru SDM Branjang (Juli 2005-April 2022), SDN Karanganom II (Mei 2022-sekarang) Blog: zahrotulmujahidah.blogspot.com, joraazzashifa.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Rumah

28 Desember 2023   08:10 Diperbarui: 2 Januari 2024   20:15 465
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Menuju rumah, pulang. (Sumber gambar: Pixabay/foupax)

"Ini. Bacalah."

Ayah menyerahkan amplop berukuran sedang kepadaku. Dengan ragu aku menerimanya.

"Ayah menemukan amplop ini sejak kamu masih kecil, Aksa."

Air muka ayah terlihat sendu. Memang saat ibu berpulang beberapa waktu lalu, ayah begitu terpukul. 

"Bacalah, Aksa."

***

Air mataku tak bisa kubendung. Dari amplop yang diserahkan ayah, aku tahu kenapa rumah yang kami tinggali begitu sepi. Tak ada kebahagiaan di dalamnya.

Dalam amplop itu terdapat beberapa lembar kertas tulisan ibu. Juga sebuah surat diagnosa dokter. Diagnosa bagi kesehatan ibu. Pembengkakan jantung. 

Dari pembengkakan jantung itu membuat ibu sering batuk-batuk. Bahkan pernah opname selama beberapa hari di rumah sakit. Itu seringkali dialami ibu.

Setelah kubaca diagnosa dari dokter, kubaca surat-surat yang ditulis ibu. Surat itu ditujukan untuk ayah. Surat yang berisi keikhlasan ibu kalau ayah mau menikah lagi. Dan menitipkanku kepada ayah dan isterinya jika menikah lagi. 

"Aku tak tahu kapan akan kembali, Ayah. Titip Aksa. Didik dia meski nanti Ayah menikah lagi," beberapa kalimat dalam surat ibu yang membuatku shock.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun