"Insyaallah tahun depan ya, Ais! Tadi kegiatannya sudah dirapatkan bapak-ibu guru. Keputusannya ya lomba-lomba itu tadi yang dilaksanakan besok Senin dan Selasa," jawab Bu Erma.Â
Aku sedikit kecewa. Tapi ya sudahlah. Ikut atau tidaknya lomba, dipikir nanti sajalah.
"Oh iya. Pengumuman kejuaraan dilaksanakan hari Selasa, pas acara buka bersama ya, anak-anak! Tetap semangat!"
***
Pulang sekolah.Â
Sampai di rumah, aku segera menuju kamar. Kubuka lemari pakaianku. Kucari-cari pakaian muslim yang paling kusuka. Kukeluarkan beberapa pakaian muslim favoritku. Kuletakkan di atas tempat tidur dan kursi tempatku belajar di kamar.
Aku kecewa lagi. Kulihat pakaian muslimku sudah kekecilan. Gamisnya sudah congklang. Padahal gamis itu dibelikan ibu saat Idul Fitri tahun kemarin. Artinya, aku semakin tinggi dan besar sekarang. Senang juga sih.Â
Tapi... bagaimana dan pakaian mana yang akan kukenakan saat pesantren Ramadan di sekolah tanggal tiga dan empat besok? Apa mau minta dibelikan pakaian baru? Apa ibu akan membelikan pakaian baru?
"Astaghfirullah, Ais. Kenapa pakaianmu berantakan seperti ini?" Tanya ibu.Â
Ibu menggelengkan kepala melihat kamarku yang berantakan. Aku mendengus kesal.
"Ditanya kok malah cemberut begitu, Ais? Kenapa? Coba kamu cerita sama ibu," ucap ibu.