"Bagaimana kalau sama mbak Firna ini, pak. Kayaknya cocok," tanpa basa-basi Bu Rinta membuatku terkejut.Â
Aku mulai tak nyaman. Aku pamit.
***
Di lobi hotel malam ini. Aku memandangi air yang jatuh dari atap hotel. Sedianya aku mau beli ronde untuk menemaniku saat menyelesaikan Bahan Ajarku. Kutunggu sampai air langit berhenti menumpahkan tangis bahagianya, demi menemui tanah yang merindukannya. Tetapi tak jua berhenti.
Kuputuskan untuk kembali ke kamar. Kurasa aku bisa menyelesaikan tugasku tanpa wedang ronde. Yang penting ada jaket yang menolongku dalam melawan hawa dingin.
Tiba-tiba.
"Mbak Firna, mau ke mana?"
Kuhentikan langkahku dan kubalikkan badanku. Kulihat pak Danar di sana.
"Mmm... nggak kok, pak. Ini mau ke kamar. Mau istirahat," jawabku.
"Oh. Ya. Oke."
"Permisi, pak."