"Pernikahan..."
Ucapan Dagni tak dilanjutkannya. Ada beberapa pengunjung perpustakaan yang mau meminjam buku.
Dengan langkah gontai, aku menuju ruangan perpustakaan tentang fenomena pendidikan di Indonesia.
Buku-buku bejibun di sana membuatku bingung. Apalagi baru saja aku bertemu Dagni yang katanya mengirim undangan pernikahannya.Â
Aku benar-benar tak bisa konsentrasi untuk menuangkan isi buku dan konsep yang sudah kubuat ke dalam bentuk makalah.
Akhirnya kubuat seadanya. Yang penting makalah buat besok sudah siap dipresentasikan. Nanti malam bisa kuedit lagi di rumah.
Sehabis ini aku meluncur ke kampus lagi. Dosen statistik sudah standby di kampus.Â
***
Di perjalanan pulang hari ini, hujan.Â
Rahasia umum dari derasnya hujan adalah bisa menyembunyikan air mata, tangis karena kecewa, sakit hati. Air mata yang terkadang memang harus dikeluarkan, agar hati lebih plong dan tenang di tengah perasaan tak menentu.Â
Sepanjang perjalanan pulang dari kampus kuingat nama Swadagni. Nama lengkap Dagni. Iya, petugas perpustakaan itu. Nama yang diam-diam mencuri hatiku. Namun kenyataan pahit yang kurasa. Hingga hatiku menangis.