"Kamu ini. Tahu banget tentang dia. Jangan-jangan kamu sering ketemuan..."
"Aih... ya nggak-lah, mbak. Bisa runyam hubunganku dengan mas Bima."
Aku mau menanyakan lebih banyak tentang lelaki itu ke Maya, tetapi orang yang diobrolkan sudah berada di belakang motorku. Dia tak seperti pengendara lain yang ngebut demi menyalip kendaraan roda empat.
Dia mengawal aku dan sepupuku. Rasanya jadi sedikit tenang. Setidaknya sampai di jalan Jogja-Wonosari biasanya dia langsung tancap gas. Mungkin sudah merasa kalau cukup mengawalku di jalan raya tanpa liku dan lalu lintas lancar.
***
Dua minggu yang lalu.
Aku pulang dari kampus dengan perasaan tak menentu. Tadi, aku dan teman-teman kuliah ke perpustakaan daerah untuk mencari sumber literasi primer untuk tugas makalah kelompok.Â
Kalau hanya mengandalkan perpustakaan fakultas atau perpustakaan kampus, rasanya belum cukup. Keputusan kelompok kami, sumber literasi primer akan kami cari di perpustakaan daerah.Â
Aku mengikuti teman-teman yang sudah lebih dulu masuk perpustakaan.Â
Sesampai di lobi perpustakaan, kami harus mendaftar terlebih dahulu. Maklum, sebagai mahasiswa yang baru masuk semester 2 kadang malas untuk ke perpustakaan. Apalagi zaman now, banyak literasi yang bisa didapatkan lewat google.
Terpaksa kami ke perpustakaan, karena tuntutan dari dosen. Kalau tidak, kami lebih senang berselancar di dunia google. Maklumlah, dosen kami termasuk penulis. Jadi beliau lebih senang kalau mahasiswa membaca buku daripada berselancar di internet.