"Ya kalau dengan racun kita pasti kalah, nak. Tetapi kalau tidak, kita bisa menggigit mereka kalau usil pada kita."
Aku tak memedulikan ucapan ibu. Di mataku terbayang cantiknya mbak Yaya dan rayap dewasa lainnya yang menjadi laron.Â
"Sudahlah, nak. Bagaimanapun keadaanmu, ibu tetap sayang kamu."
Ibu segera meninggalkan aku setelah mencium pipiku. Tak lupa ibu berpesan agar aku segera tidur agar esok pagi bisa mengantar laron keluar rumah.
"Iya, Bu."
Aku segera merebahkan tubuh. Sebelum tidur aku berharap dan berdoa agar esok hari aku bisa menjadi dewasa dan menjadi laron yang cantik seperti mbak Yaya.
**
Subuh tiba. Kami sudah bangun dan berkumpul di ruang tengah. Kami menunggu ratu dan raja datang untuk melepas laron.
"Wah...mbak Yaya pasti senang sekali menjadi laron ya. Mbak Yaya cantik sekali." Aku mengobrol dengan mbak Yaya. Aku sampai pangling melihatnya.
"Iya. Senang sekali. Nanti suatu saat kamu juga bisa menjadi laron..."
Aku tertawa. Begitu juga mbak Yaya.Â