Hujan rintik-rintik di luar menjadi saksi peristiwa penting hidupku.
Orangtua Rian yang diwakili kepala dusunnya menanyakan kesediaanku untuk menjadi calon pendamping Rian.
Kutatap orang tuaku. Kupandang sekilas Rian. Kulihat ada keraguan di matanya.
Kutundukkan kepala. Kumencoba untuk menyusun kalimat untuk keputusanku. Keputusan terbesar di hidupku.
Aku seorang perempuan yang sering ingin dimanja dan dituruti segala inginku. Namun sudah saatnya aku menjadi perempuan dewasa. Perempuan yang memandang segala sesuatu dengan segala pertimbangan masak-masak.
"Lahir, jodoh dan kematian telah diatur oleh Allah. Saya hanya menjalani yang telah tertulis kala saya berada di rahim ibu..."
Air mata jatuh di sudut mataku. Kuusap pelan.Â
"Dan kini waktunya jodoh untuk saya hadir..."
Ibu yang berada di sampingku mengusap punggungku. Menguatkan aku.
"Bismillah. Ayah-ibu izinkan saya menerima pinangan mas Rian..."
Air mataku berlinang. Ibu memelukku. Putri kecilnya akan segera menjadi bagian hidup orang lain.Â