"Kalau begitu kita ke sana ya, Jerapah. Aku pamit ibuku dulu..."
Tutul segera menemui ibunya dan berpamitan. Tak lama Tutul dan Jerapah menuju rumah Loreng.Â
Sesampai di rumah Loreng, Tutul dan Jerapah menemui ibu Loreng yang saat itu berada di depan rumah.
"Oh...kalian. Kebetulan sekali. Tadi Loreng bilang kalau kangen kalian..."
Tutul dan Jerapah tersenyum. Ibu Loreng masuk rumah. Tak berapa lama Loreng keluar rumah. Terlihat kakinya masih terluka. Lukanya mulai mengering.
"Aku senang sekali kalian ke sini..." ucap Loreng.
"Iya. Aku dengar kamu sakit. Jadi aku dan Jerapah ke sini..."
"Kami khawatir dengan keadaanmu, Loreng..."
Loreng tersenyum. Lalu dia bercerita bahwa dua hari yang lalu dirinya berburu di tengah hutan. Buruan itu akan diberikannya kepada Tutul. Namun di saat Loreng mengincar rusa, ternyata ada pemburu yang juga mengincarnya. Pemburu itu melepaskan peluru dari senapannya. Peluru itu mengenai kaki Loreng.
"Aku lupa, tak memberimu binatang buruan sehabis pertandingan itu. Aku cerita pada ibu. Ibu marah padaku karena aku tak menepati janjiku padamu, Tutul..."
"Jadi kamu berburu untuk kamu berikan padaku?" tanya Tutul.