Mohon tunggu...
Didot Prakoso
Didot Prakoso Mohon Tunggu... -

"Dengan tulisan anda dapat bercerita kepada dunia, Dengan membaca anda dapat lebih tahu segala hal "\r\n(Didot) \r\n\r\n\r\nSemua karya tulisan bisa dilihat di www.jongjava.weebly.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Merpati Tak Pernah Ingkar Janji

11 Juni 2012   05:57 Diperbarui: 25 Juni 2015   04:07 431
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“ahh... mas, baru juga minggu lalu” balas nindy

Dua jam sudah bayu dan nindy menghabiskan waktu berdua di cafe yang menyimpan banyak kenangan indah sewaktu SMA. Di cafe ini dulu bayu mengatakan cinta pada nindy, dan di cafe ini pula nindy memutuskan hubungan dengan bayu. Cafe yang menyimpan sejuta kenangan bersama, hampir tiap malam minggu sebelum nonton bioskop, cafe ini menjadi saksi bisu cinta kasih mereka.

---------------

Hari demi hari, esok, lusa, tulat, tubin telah mereka lalui bersama dalam sebuah cinta yang semu. Bagi bayu cinta yang ingin dia bagikan pada dua wanita masa lalu dan saat ini, namun tidak bagi nindy, yang tengah menghadapi perceraian dnegan suami yang dia nikahi dua puluh tahun lebih tua darinya. Rasanya lebih pantas disebut hubungan ayah dan anak, ketimbang suami istri. Namun apa mau dikata, jika harta dan uang lebih berkuasa dari segalanya. Berjalannya dengan waktu, uang juga yang tak mampu membeli cinta dan kebahagiaan.

Kini, nindy tengah asik bermain dengan cinta dimasa lalunya, cinta pertama, cinta yang tak pernah mudah untuk dilupakan. Begitu pun dnegan bayu, kian hari kian terperangkap kedalam sandiwara cinta dan perselingkuhan. Beruntung bagi nindy yang tidak dikaruniai anak, dengan status janda kembang tak sulit menemukan cinta dan pasangan berikutnya. Namun tidak bagi bayu, kian hari mulai kian berani bersilat lidah, dengan 1001 alasan untuk menghabiskan malam bersama nindy.

“mas... mungkinkah kita bersama lagi seperti dulu waktu?” tanya nindy pada bayu dalam pelukan erat.

“kan udah ini bersama...” balas bayu sambil mengecup kening nindy

“aku serius mas... aku ingin menggantikan posisi nita” balas nindy, sambil merebahkan kepala di pundak bayu.

“huffhh...” bayu menghela nafas, sembari menarik selimut menutupi wajahnya

“mas... jangan menghindar donk. Aku gak mau ngelepas mas untuk kedua kalinya” pinta nindy

“dulu aja kamu ninggalin, sekarang...”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
  18. 18
  19. 19
  20. 20
  21. 21
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun