Tak lama, Anna naik dengan tiga cangkir kopi. "Yang ini khusus untuk Damar."
"Kok beda?" tanyaku.
"Yang buat kita, kopinya kuseduh pakai air seduhan batang-batang cinta."
Wow.., cinta adalah istilah Anna untuk menyebut Canabis (ganja). Selain daunnya yang dipakai sebagai materi rokok, batang ganja juga mengandung tetrahidrokanabiol dalam kadar rendah tapi masih cukup memabukkan.
Ada batangnya, tentu ada daunnya. Setelah ngobrol sana sini, ke mana saja aku menghilang, absen kawan kawan komunitas yang masih sering datang, akhirnya sebatang lintingan ganja terhidang.
"Aku memintamu bermalam. Selain kangen, kebetulan ada yang ngasih cinta. Jadi, malam ini adalah malam istimewa. Bakarlah, Uncle," ujar Anna.
"Istimewa juga buat Damar. Tadinya aku pengen mengenalkannya pada alcohol. Kamu masih bikin sake, kan?"
"Kebetulan kosong. Baru beberapa hari lalu aku buat, masih proses fermentasi. Sayang, ya? Damar mau?" Anna menawarkan cinta pada Mha. Mha menatapku bingung.
"Terserah kamu. Kalau pengen tau gimana rasanya, ambillah. Kalau tidak, tidak usah. Jujurlah pada dirimu sendiri."
Mha mengulurkan tangannya. His first time.
Anna tersenyum. Ia mengajari teknik menghisap cinta pada anakku. Menjelaskan zat kandungannya, efek yang akan muncul, bagaimana menyikapinya, dan semua hal yang harus diketahui oleh orang yang terpapar zat psikotropika. Termasuk risiko dan manfaatnya.