2. Metode pembelajaran guru masih dengan cara konfensional.
3. Peserta didik sudah merasa lelah karena setelah pulang sekolah harus membantu bekerja orang tuanya.
4. Terlalu banyak tuntutan dari orang tua namun tidak ada perhatian dalam belajarnya.
Kondisi ini yang melatarbelakangi masalah rendahnya motivasi belajar peserta didik dan tentu mengakibatkan terganggunya semangat dan motivasi belajar di kelas.
Oleh karena itu saya sebagai guru bimbingan dan konseling harus melakukan tindakan berupa layanan bimbingan klasikal kepada peserta didik yang mempunyai motivasi belajar rendah. Dari uraian diatas maka dibuat sebuah rencana pemberian layanan bimbingan klasikal dengan teknik Problem Based Learning (PBL) dengan tema "Meningkatkan Motivasi Belajar".
Setelah melakukan identifikasi masalah yang dialami oleh peserta didik maka masalah ini sangat penting untuk diberikan layanan sebagai pemahaman dan pengembangan dalam mencapai tujuan layanan yaitu agar peserta didik dapat meningkatkan motivasi belajarnya dalam mengikuti kegiatan belajar di kelas. Layanan bimbingan klasikal teknik Problem Based Learning (PBL) dengan tema "Meningkatkan Motivasi Belajar" sangat tepat diberikan kepada peserta didik karena berbagai pertimbangan antara lain:
1. Menurut Hartata (2019) dalam penelitiannya menunjukkan bahwa Pembelajaran dengan mengunakan metode Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dapat meningkatkan motivasi belajar peserta didik.
2. Hasil peneltian yang dilakukan oleh Cahyaningrum (2019) menunjukkan bahwa Penerapan  metode pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dengan media audio visual dapat meningkatkan motivasi belajar siswa.
Berdasarkan analisis dan wawancara dengan rekan sejawat maka guru bimbingan dan konseling dalam masalah ini dapat berperan dan bertanggungjawab antara lain:
1. Mengorientasikan peserta didik pada masalah.
2. Mengorganisasikan peserta didik untuk belajar.